Tasikmalaya – Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI) bersama Fatayat NU dan Yayasan Kota Kembang Api menggelar Festival Bhinneka Tunggal Ika bertempat di GOR Sukapura, Dadaha, Kota Tasikmalaya, Minggu (27/11/2022).
Melalui festival ini diharapkan mampu menyelaraskan kembali pandangan bahwa sejak awal Indonesia memang terdiri atas berbagai macam suku, agama, dan bahasa. Tak pelak, acara tersebut diisi dengan kegiatan senam, talkshow, dan gelaran budaya yang merepresentasikan bonding kebersamaan antar keberagaman.
Dalam sambutannya, Ketua Fatayat NU Kota Tasikmalaya, Affi Endah Navilah sekaligus ketua pelaksana dalam kegiatan tersebut, menuturkan jika festival tersebut lahir sebagai deklarasi bahwa perbedaan tidak akan memengaruhi kehidupan kemasyarakatan.
“Namun perlu diingat bahwa acara ini hanyalah sebuah momentum, yang lebih utama adalah kebersamaan dan solidaritas untuk membangun masyarakat,” katanya.
Guna memeriahkan acara, hadir pula aktris Tamara Geraldine, Kapolres Tasikmalaya AKBP Azhar Kurniawan, budayawan Bode Riswandi, serta influencer An An Aminah sebagai narasumber talkshow kebhinnekaan.
Selaras dengan itu, Kapolres Tasikmalaya AKBP Azhar Kurniawan menyampaikan bahwa dalam menyikapi keberagaman di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kapolres telah berupaya melakukan pendekatan keamanan.
“Dalam konteks pendekatan keamanan untuk Kota Tasikmalaya, kita mengembalikan keadaan sesuai karakteristik Kota Tasikmalaya itu sendiri. Dimana pada dasarnya Kota Tasik memiliki karakter sebagai Kota Santri, banyak pondok pesantren sehingga pendekatan yang dilakukan lebih efektif,” jelas Azhar.
Lebih lanjut Azhar menjelaskan, adapun pendekatan yang dilakukan kerap menerapkan pola terkait preventif, bersifat edukatif, serta berdasar pada hukum. Adanya perbedaan tersebut ditanggapi para jajaran Kapolres dengan tindakan positif.
Mengingat hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ahmadiyah Tasikmalaya Herisdiana sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat membangun semangat kebersamaan dalam bingkai keberagaman.
“Komunikasi dan silaturahmi antara pemeluk berbagai agama dan lintas kepercayaan perlu dibangun di Tasikmalaya ini sehingga tercipta saling menghormati dan menghargai,” ungkap Heris.
Dia menilai bahwa ruang-ruang seperti ini erharapan kedepannya pemerintah bisa aktif dan memfasilitasi upaya-upaya tersebut.
“Kami atas nama Pimpinan Daerah Jemaat Ahmadiyah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya mengucapkan terimakasih kepada Fatayat NU dan Forum Bhineka Tunggal Ika Tasikmalaya yang telah menggagas acara yang berharga ini. Semoga kedepan bisa mengadakan kembali dengan lebih bermakna dan meriah,” ujar Heris.
Asep Rijal Asyari, Ketua Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI) Tasikmalaya berharap, kegiatan ini bisa menciptakan ruang interaksi sehingga bisa mengikis kecurigaan terhadap kelompok yang berbeda.
“Harapan saya, untuk saudara-saudaraku di Jemaat Ahmadiyah, festival kemarin adalah membuktikan bahwa kita selalu bergerak bersama untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dalam keberagaman yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Tasikmalaya.”
Asep menilai bahwa dengan adanya festival tersebut dapat dijadikan barometer untuk langkah ke depannya. Dia berpendapat, acara tersebut sekaligus membuktikan bahwa Jemaat Ahmadiyah tidak merasa sendirian seebab dalam ruang-ruang tertentu selalu menjadi pihak yang ‘termarjinalkan’.
“Festival ini merupakan ikhtiar untuk memberikan pemahaman-pemahaman kepada saudara-saudara kita yang lainnya bahwa damai itu indah, damai itu anugerah, dan kita harus terus menjadi pahlawan-pahlawan toleransi. Dan saya pikir, Ahmadiyah selalu menjadi pahlawan toleransi untuk sama-sama saling mencintai satu sama lainnya,” pungkasnya.