Tasikmalaya – Pengurus Cabang Nahdlatul ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya telah menggelar Musyarah Kerja Cabang (Muskercab) Masa Khidmat 2018-2023 Tahun 2021 bertempat di City Hotel Kota Tasikmalaya, pada Kamis, (11/02/2021).
Muskercab adalah salah satu forum musyawarah kerja cabang untuk menyusun program kerja dan hasil penjabaran konfercab, yang diatur di Anggaran Dasar bab IX pasal 23 dan Anggaran Rumah Tangga bab XXI pasal 80. Dengan mengusung tema ‘’ Implementasi Visi-Misi Melalui Kemandirian Organisasi Dan Jejaring Kerja Lembaga’’.
Sekretaris Pelaksana Muskercab, Atang Setiawan mengatakan kegiatan ini menindak lanjuti amanat dari konfercab dan rapat evaluasi sebelumnya yang langsung dipimpin ketua cabang serta di hadiri oleh Rois Syuriah.
“Kegiatan hari ini di harapkan bisa memberi asupan kepada setiap lembaga NU yang ada di Kota Tasikmalaya. Agar setiap program kegiatan yang dilaksanakan bisa di padukan dengan lembaga lain di luar NU, dan ini berkaitan juga dengan tema yang kita usung,” kata Atang.
Bahwa NU harus mampu menjadi organisasi yang mandiri di setiap bidang yang ada, tanpa mengharapkan dari pemerintah saja, justru kita yang harus membantu pemerintah. tetapi bukan berarti tidak dilibatkan juga, karena kita punya sumber daya.
“Sebenarnya kita (NU) sudah sejak dulu mandiri, terutama dalam bidang pendidikan salah satunya melalui pondok-pondok pesantren, bhatsul masail dan lainnya,” ujarnya.
Sebenarnya pemerintah harus melihat bahwa NU punya sumber daya, yang kemudian bisa di kolaborasikan terutama dalam konteks ideologi kebangsaan dalam hal toleransi moderasi beragama untuk menangkal paham radikalis dan ekstrimis melalui lembaga dakwah yang bisa memberi pemahaman kepada masyarakat.
Sementara itu ketua PCNU Kota Tasikmalaya, KH. Ate Musodik Bahrum berpesan bahwa kari ini NU harus menjadi organisasi yang mempunyai gerakan teladan di Jawa Barat.
“Bahkan PCNU Kota Tasik bisa serasa PBNU. Hari ini NU harus mampu mandiri di setiap bidang yang ada terutama dalam bidang pendidikan dan ekonomi,” ujarnya.
Kita harus mampu menangkal paham radikalisme di Kota Tasikmalaya dan mampu menjadi organisasi mandiri serta memiliki jejaring yang luas, tidak selalu bergantung kepada pemerintah saja.
‘’Sebenarnya musuh NU hari ini itu ada tiga, yaitu kebodohan, kemiskinan dan Covid19,” terangnya.
NU sejak dulu sudah banyak berjuang dalam bidang pendidikan, terutama dalam kontek kebangsaan menangkal paham radikalisme.
“Tetapi hari ini tidak cukup di bangun dengan tradisi keagamaan, nasionalisme, dan pemikiran, namun ia juga di bangun oleh kekuatan ekonomi,” pungkasnya.
Kegiatan ini adalah tahap awal yang kemudian akan di lanjutkan tanggal 16 Februari mendatang, yaitu Sidang Pleno II Penetapan hasil sidang komisi yang akan di gelar di Gedung PC NU Kota Tasikmalaya, yang akan melibatkan lebih banyak lagi dari semua elemen baik internal NU ataupun dari berbagai steakholder lainnya.