Kemuslimahan KAMMI Tasik Prihatin Angka Pernikahan Dini Tinggi

- Redaksi

Kamis, 4 Mei 2023 - 20:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Ketua Kemuslimahan KAMMI Tasik-Cica Nestika/Dokpri

i

Foto Ketua Kemuslimahan KAMMI Tasik-Cica Nestika/Dokpri

Tasimalaya– Ketua Kemuslimahan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Tasikmalaya Cica Nastika, merasa prihatin angka pernikahan dini di daerahnya tertinggi di Jawa Barat.

Cica menuturkan, pernikahan dini memiliki resiko fisiologis yang cukup tinggi. Seperti keguguran, persalinan premature, anemia kehamilan bahkan kematian ibu yang cukup tinggi.

“Selain dari resiko fisiologis ada juga resiko psikis seperti gangguan kecemasan, trauma, bahkan depresi,” kata Cica kepada Gentrapriangan melalui pesan singkat, Kamis(04/05/23).

Sepanjang tahun 2022 DP3AKB Jawa Barat mencatat sebanyak 1.240 pengajuan dispensasi terjadi di Tasikmalaya. Hasil ini mencatatkan Tasik sebagai penyumbang tertinggi angka pengajuan tersebut.

Baca Juga :  Harmonisasi Anak Dalam Keluarga

Data tersebut mengisaratkan bahwa angka pernikahan dini tinggi di Tasikmalaya.

Atas dasar tersebut mencuat wacana untuk memasukan pendidikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKRS) menjadi ekstra kurikuler di sekolah.

Menanggapi wacana tersebut, Cica mengatakan, wacana tersebut merupakan hal yang bagus dan perlu mendapat dukungan.

“Adapun wacana edukasi HKRS menjadi ekskul di sekolah bagus ya. Karena edukasi ini perlu disosialisasikan secara masif. agar para remaja mendapatkan pengetahuan, sehingga remaja akan lebih sadar konsekuensi apabila mereka menikah dini” tuturnya

Baca Juga :  Online Market Place Untuk Para Penggiat UMKM Indonesia

Ia menegaskan, selain sosialisasi di lingkungan sekolah, sosialisasi pada masyarakat pun perlu dilakukan. Terutama kepada para orang tua

“Anggapan bahwa anak akan memiliki kehidupan yang lebih baik setelah menikah di usia dini padahal tidak. Kenyataannya justru akan memperpanjang rantai kemiskinan. Juga merampas hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak” tandasnya

Berita Terkait

Harapan pada Jargon Badan Pengawas Pemilu
Pengawasan Pemilu oleh Perempuan
PBNU dan PP Muhammadiyah Sepakat, Politik Identitas dapat Memecah Belah Masyarakat
Politisasi Ayat Agama dan Penyebabnya
Lakpesdam PC NU Garut: Politisasi Agama Sebagai Alat Politik
Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki Selama 15 Tahun, Ribuan Warga Geruduk Kantor Bupati Tasik
Perhutani KPH Tasikmalaya Kunjungi Polres Perkuat Pelestarian dan Pengamanan Hutan
Upayakan Kesetaraan Pendidikan, Ruang Kampus Gelar Nobar Sokola Rimba
Berita ini 87 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 26 Mei 2023 - 14:29 WIB

Pengawasan Pemilu oleh Perempuan

Kamis, 25 Mei 2023 - 12:45 WIB

Politisasi Ayat Agama dan Penyebabnya

Selasa, 23 Mei 2023 - 14:16 WIB

Lakpesdam PC NU Garut: Politisasi Agama Sebagai Alat Politik

Jumat, 5 Mei 2023 - 16:35 WIB

Makna Awalan Ci Pada Tempat di Jawa Barat

Jumat, 5 Mei 2023 - 10:49 WIB

Aktivis Pemudi Persis Garut: Mungkin Pernikahan Dini Lebih Banyak Lagi

Kamis, 4 Mei 2023 - 20:31 WIB

Kemuslimahan KAMMI Tasik Prihatin Angka Pernikahan Dini Tinggi

Rabu, 3 Mei 2023 - 11:34 WIB

Duta Pendidikan Jabar : Pendidikan Jembatan Kunci Kesuksesan Bangsa dan Negara

Selasa, 2 Mei 2023 - 15:52 WIB

Pesantren Sebagai Institusi Pendidikan Sebelum Lahirnya Konsep Sekolah

Berita Terbaru

Gaya Hidup

Sering Cemas dan  Panik?, Coba Lakukan Teknik Grounding

Selasa, 30 Mei 2023 - 12:14 WIB

Berita

Gudang Terbakar di Desa Wanasari Wanaraja

Jumat, 26 Mei 2023 - 17:06 WIB