Tasikmalaya – Tasikmalaya memiliki sejumlah tempat yang unik, menarik, serta menyimpan history masa lalu cukup mengesankan. Salah satunya yakni makam Syekh Haji Abdul Muhyi yang terletak di Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Makam Syekh Haji Abdul Muhyi kerap dikunjungi banyak peziarah dari berbagai daerah, untuk berziarah ke makan Syekh Haji Abdul Muhyi, yang diketahui beliau merupakan tokoh ulama yang berjuang dalam penyebar Islam di Jawa Barat. Syekh Haji Abdul Muhyi lahir di Mataram tahun 1650, tumbuh dan menghabiskan masa mudanya di Gresik dan Ampel, Jawa Timur.
Dalam perjalanan menuntut ilmu Syekh Haji Abdul Muhyi sempat tinggal lama di Pesantren Kuala Aceh selama delapan tahun. Kemudian memperdalam Islam di Baghdad pada usia 27 tahun lantas menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Dan setelah berhaji, beliau pun lantas kembali ke Jawa untuk membantu misi Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.
Biasanya para peziah setelah berkunjung ke makam Syekh Haji Abdul Muhyi, selalu menyempatkan untuk singgah ke Goa Safarwadi tempat patilasan Syekh Haji Abdul Muhyi menyendiri. Jaraknya tak jauh dari lokasi tempat beliau disemayamkan.
Dalam goa itu terdapat petilasan Syekh Haji Abdul Muhyi, seperti pertapaan, masjid, batu Peci Haji, dan tempat yang dulunya dipercaya sebagai pesantren. Ada pula stalaktit hasil sedimentasi mengantung pada langit-langit goa, begitu pun stalagmit sedimentasi yang terbentuk di dasar goa menambah pesona keindahan dalam goa itu sendiri.
Untuk nama dari Goa Safarwadi, diketahui berasal dari bahasa Arab, “safar” artinya “Jalan” sedangkan “wadi” artinya “lembah/jurang.” Jadi, dapat dipastikan kata Safarwadi mengandung makan “jalan yang berada di atas jurang,” sebagaimana posisi dari goa itu sendiri, diapit di antara dua bukit di pinggir kali.
Goa Safarwadi dan makam Syekh Haji Abdul Muhyi menjadi salah satu tempat wisata religi yang bisa sobat gentar kunjjungi. Terdapat keindahan alam serta history masala lalu yang cukup mengesankan.
Sedangkan untuk panjang dari lorong goa safarwadi diperkirakan mencapi 284 meter dan untuk lebar dari goa tersebut sekitar 24,5 meter. Para peziarah kerap menyusuri goa safarwadi untuk merasakan sensasi dalam goa serta mengenang peninggalan zaman dulu.
Di dalamnya terdapat hamparan cadas berukuran sekitar 12 meter x 8 meter yang disebut sebagai Lapangan Baitullah. Tempat di mana Syekh Haji Abdul Muhyi dulu sering memakainya shalat Abdul Muhyi bersama para santri.
Para peziarah pun akan merasakan sejuknya sumber air Cikahuripan yang memancar tepat di samping lapangan cadas tersebut. Masyarakat sekitar, kerap memanggil air tersebut dengan sebutan air zamzam Pamijahan. Air zamzam Pamijahan ini bisa dibawa pulang para peziarah bisa menggunakan botol minum atau yang lainnya.
Nah, sobat gentar kapan mau berwisata religi ke Pamijahan?.