Warisan Leluhur dan Tradisi, Ini Makna Iket Pria Sunda

- Penulis

Sabtu, 20 Juli 2019 - 04:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bogor – Ciri khas dari Rebo Nyunda yang tampak berbeda adalah penggunaan iket atau ikat kepala bagi pria. Sebagai tradisi warisan karuhun sejak jaman ‘baheula’ (dahulu kala) ia memiliki makna yang harus senantiasa dijaga. Iket dalam bahasa sunda sinonim dengan ikat dalam bahasa Indonesia yang bermakna ikatan.

Seseorang yang memakai ikat di kepalanya diharapkan memahami bahwa kepala manusia yang memiliki banyak keinginan dan dipenuhi dengan berbagai hawa nafsu dunia harus dibeungket agar tidak besar kepala (sombong).

Pada masa lalu, sebenarnya iket dipakai dengan aturan-aturan yang baku, terkesan rumit dan susah dalam pemakaiannya. Hal tersebut memberikan makna bahwa setiap orang yang memakainya harus bersusah payah terlebih dahulu sebelum mendapatkan bentuk iket yang bagus.

Susah payah dalam memakai ikat diyakini agar ia juga siap untuk bersusah payah dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Itulah kenapa komunitas adat di tatar Sunda tidak memberikan iket praktis kepada anak-anaknya.

Baca Juga :  Cara Milenial Lestarikan Seni Adu Domba Garut

Mereka memberikan iket segi empat agar ia dapat belajar dengan susah payah memakainya. Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari generasi muda kita akan mau bersusah payah dalam menghadapi setiap cobaan dalam kehidupan.

Menurut ketua Umum Paguyuban Pecinta Wayang Golek (PWG) Bogor Raya, Andy Djava, lket sendiri itu artinya ikat, atau mengikat.

“Maksudnya mengikat semua potensi diri tubuh, jiwa, spirit. Artinya bahwa entitas potensi orang sunda itu “diiket” atau diikat dalam satu kesatuan, sehingga menjadi suatu pribadi atau personality kasundaan, yang silih asih, asah dan asuh” terangnya.

“Baik ke dalam diri atau keluar diri (masyarakat dan lingkungannya), dalam wujud tekad, ucap dan lampah sehingga menjadi manusia yang cageur, bageur, bener, pinter sarta parigel. Cageur artinya sehat jasmani-rohani, bageur artinya baik dalam tekad, ucapan dan tindakan, bener artinya benar menurut diri, orang lain (masyarakat) serta hukum yang berlaku, pinter artinya cerdas, baik cerdas secara inetelktual, emosional dan spiritual,” kata Andy

Baca Juga :  Aktivis Pemudi Persis Garut: Mungkin Pernikahan Dini Lebih Banyak Lagi

Parigel artinya terampil, terampul atau skills. Tambah kang Andy, dalam banyak hal yang mengarah kepada profesional skills. Sehingga manusia sunda di sini adalah manusi sunda yang ‘ngindung ka waktu ngabapa ka jaman,’ yang bisa mengikuti perkembangan kekinian. Tidak hanya terpaku dan terpukau pada kejayaan Sunda di masa lalu, tapi visioner sekarang dan masa depan.” pungkasnya.

Berita Terkait

Pemilu dan Kesejahteraan Rakyat: Keterkaitan yang Tidak Boleh Dipisahkan
Keberhasilan Pemilihan Umum dan Peranan Strategis Desa sebagai Mitra Penggerak
Yayan Sopyani: Kasih Sayang Bagian dari Hak Anak
Pesan Kurban, Solidaritas Sosial dan Berbagi Kepemilikan
Warisan Budaya Takbenda Jawa Barat, Ada Upacara Hajat Arwah
Liliwetan, Cara Nikmat Memaknai Kebhinnekaan dan Kebersamaan
4 Permainan Tradisional Khas Jawa Barat, Apakah Kalian Pernah Mencobanya?
Harapan pada Jargon Badan Pengawas Pemilu
Berita ini 67 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Minggu, 5 November 2023 - 07:27 WIB

H Dudu Rohman Nahkodai PCNU Kota Tasik, FBTI Berharap Dapat Perkuat Moderasi Beragama

Senin, 26 Juni 2023 - 10:39 WIB

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kemuslimahan KAMMI Tasik Gelar Workshop

Jumat, 26 Mei 2023 - 14:08 WIB

PBNU dan PP Muhammadiyah Sepakat, Politik Identitas dapat Memecah Belah Masyarakat

Kamis, 25 Mei 2023 - 12:45 WIB

Politisasi Ayat Agama dan Penyebabnya

Selasa, 23 Mei 2023 - 14:16 WIB

Lakpesdam PC NU Garut: Politisasi Agama Sebagai Alat Politik

Sabtu, 13 Mei 2023 - 23:22 WIB

Upayakan Kesetaraan Pendidikan, Ruang Kampus Gelar Nobar Sokola Rimba

Sabtu, 13 Mei 2023 - 18:54 WIB

Aksi Sawer Duit, IPNU Garut: Edukasi Tidak Mendidik Bagi Iklim Politik

Berita Terbaru

Baliho Ganjar-Mahfud di Garut diduga dirusak (Foto: GentraPriangan)

Berita

Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut

Kamis, 30 Nov 2023 - 20:18 WIB

Pelita Intan Muda (PIM) luncurkan program Rumah Makan Pejuang (RMP) untuk bantu sesama.

Garut

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Sabtu, 25 Nov 2023 - 15:23 WIB

Berita

Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik

Senin, 20 Nov 2023 - 19:06 WIB