Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melantik 2.512 CEO Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Rabu (15/5/2019). Kehadiran CEO BUMDes diharapkan dapat melambungkan skala usaha yang berdampak pada ekonomi desa secara berkelanjutan.
Menurut Uu Ruzhanul, perekrutan CEO BUMDes berdasarkan pertimbangan profesionalitas. CEO BUMDes sendiri merupakan bagian dari program One Village One Company (OVOC) yang bertujuan untuk mengembangkan BUMDes dengan landasan karakteristik dan kebutuhan.
“Strategi yang coba kami kembangkan dalam BUMDes oleh para CEO yaitu lewat penyertaan modal, peningkatan kapasitas, mentorship dan marketplan. Harapannya, jumlah BUMDes, omzet, dan akses pemasaran, meningkat,” katanya.
Saat ini, lebih dari 60 persen BUMDes Jawa Barat bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Lalu, sekisar 12 persen di sektor pertanian dan 3 persen di sektor pariwisata. Maka itu, keberadaan CEO BUMDes diperlukan supaya potensi di setiap daerah mencuat.
“CEO harus jadi konseptor memanajemen BUMDes,” ucap Uu Ruzhanul.
Uu Ruzhanul memaparkan bahwa ada tiga pilar yang tengah dibangun oleh Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat demi mewujudkan Desa Juara. Pertama, digitalisasi layanan dasar desa.
Pilar tersebut, kata Uu Ruzhanul, meliputi progam 1 Desa 1 Hafidz, Siskeudes non Tunai, Desa Binaan Perguruan Tinggi, Patriot Desa Digital, Teachcast, Sapa Warga (1 RW 1 HP), WA Grup Desa, E-Commerce Desa, Internet Masuk Desa, dan Sekoper Cinta.
Kemudian, pilar selanjutnya bernama One Village One Company (OVOC) yang meliputi program Holding BUMDes, Revitalisasi Pasar Desa, Desa Wisata, Kredit Mesra, 1 Desa 2 BUMDes, BUMDes Juara, Sekolah CEO, CEO BUMDes, dan Teknologi Tepat Guna Juara.
Pilar terakhir adalah Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa) dengan program Masjid Tempat Peradaban, Jalan Desa Mulus, Sanitasi, Jembatan Gantung Desa, Kampung Caang Listrik, Posyandu Juara, Balai Desa Juara, Mobil Maskara, SMK Masuk Desa, dan Peningkatan Desa Mandiri.
Oleh karena itu, Uu Ruzhanul berkata diperlukan sinergi untuk merealisasikan semua program. Tujuannya, supaya permasalahan desa dapat teratasi. “Perlu upaya dan sinergi terus menerus agar program yang kami laksanakan mampu mengatasi permasalahan di desa,” katanya.
Dirjen Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini, mengapresiasi keberadaan CEO BUMDes. Menurutnya, pendamping memang dibutuhkan untuk mengelola potensi desa dengan maksimal.
“Acara ini sangat strategis bagi pendamping desa untuk menimba ilmu. Salah satu visi Jabar juga kan inovasi dan kolaborasi. Saya lihat sudah banyak BUMDes yang terbentuk dan CEO yang dikukuhkan mengawal BUMDes tersebut,” ucapnya.
Harlina pun meminta CEO BUMDes untuk berkolaborasi dengan daerah di sekitarnya yang belum memiliki BUMDes. “Kenapa saya tawarkan karena dengan kolaborasi antar desa itu tentu skala ekonomi akan lebih besar dan akan ada potensi kerjasama dengan pihak luar,” katanya.
Setelah pelantikan CEO BUMDes, Pemdaprov Jabar menggelar Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) sekaligus penandatanganan kesepakatan dengan PT Astra dan BUMDes Desa Banjaran serta Majalengka. (hjb/red)