Unik, STIKes Respati Gelar Kesenian Bobodoran Sebagai Media Pesan Kesehatan

- Penulis

Jumat, 27 September 2019 - 03:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Singaparna – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan akseptor KB (Keluarga Berencana) di Kabupaten Tasikmalaya, STIKes Respati lewat Dosen Kebidanan sebagai tim peneliti dan inisiator menggelar penyuluhan kesehatan lewat pendekatan budaya dengan pertunjukan bobodoran di Graha Bakti STIKes Respati pada hari Senin (16/9).

Dengan jumlah 90 responden atau masyarakat yang menonton pertunjukan bobodoran, juga turut hadir perwakilan pemerintah Kabupaten Tasikmalaya yaitu staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Kab. Tasikmalaya, Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya, BKKBN Kab. Tasikmalaya, Kepala Puskesmas Singaparna, Bidan Desa, Kader, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat.

Pertunjukan bobodoran yang diinisiasi oleh tim peneliti yang terdiri dari dua dosen Kebidanan STIKes Respati, yaitu Chanty YH, SST., M.Kes selaku ketua dan Annisa Rahmidini, SST., M.Keb sebagai anggota.

Berawal dari penelitian yang dilakukan di Kampung Sumulagung, Desa Cikunir, Kec. Singaparna sebagai lokasi yang dipilih oleh tim peneliti yang merupakan penerima hibah penelitian dosen dari Kemenristekdikti, didapat hasil bahwa masih ditemukan kekurangtepatan penggunaan alat kontrasepsi dengan tujuan ber-KB serta masih rendahnya akseptor KB di sebagian besar masyarakat.

“Tujuan ber-KB ada 3, yaitu menunda, menjarangkan, dan mengakhiri. Terkadang masyarakat menentukan alat kontrasepsi ingin semaunya tanpa melihat tujuan ber-KBnya itu untuk apa dan akhirnya banyak sekali yang tidak sesuai antara tujuan KB dengan alat kontrasepsi yang digunakan. Maka dari itu kami berharap masyarakat khususnya PUS (Pasangan Usia Subur) dapat menentukan alat kontrasepsi sesuai dengan tujuannya ber-KB.” ucap Nisa selaku peneliti dan penyelenggara seni bobodoran.

Baca Juga :  Surak Ibra Kesenian Tarik Suara Asli Garut

Bekerjasama dengan 23 mahasiswa jurusan Kesmas dan 1 mahasiswi jurusan Kebidanan STIKes Respati yang menjadi pemain dalam bobodoran serta Teater Dongkrak dalam menyelenggarakan dan menyukseskan pertunjukan seni bobodoran yang menghibur, juga mengemban amanah besar yaitu menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat atau penonton.

Sebelum pertunjukan bobodoran digelar, penonton atau responden diberi pre-test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan responden mengenai KB. Kemudian setelah usai pertunjukan bobodoran, responden kembali di test lewat post-test untuk mengetahui hasil akhir atau pemahaman mengenai KB setelah menyaksikan bobodoran.
Ketua STIKes Respati, Dadan Yogaswara, SKM.,MKM menanggapi positif pertunjukan seni bobodoran selain melestarikan kebudayaan, juga dinilainya sangat efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat.

“Pertunjukan Bobodoran dalam rangka meningkatkan partisisapi akseptor KB itu bagi saya sangat luar biasa sekali. Dengan pertunjukan seperti itu menjadi metode yang sangat efektif, karena apa? Orang tidak akan jenuh. Kalau hanya disampaikan seperti biasa orang akan mudah jenuh karena faktor orang yang menyampaikannya. Tapi ternyata dengan pertunjukan itu memberikan suatu cara penyampaian yang unik juga berbeda, sehingga saya kira akan sampai kepada masyarakat, dan pertunjukan itu sangat tepat untuk ditonton masyarakat banyak, karena bahasa yang digunakan sangat familiar dan dapat dimengerti oleh masyarakat, dan kemasan yang sangat baik.” ucapnya.

Baca Juga :  Ridwan Kamil Akan Perkuat Kerjasama Dengan Eropa di Berbagai Sektor

Asep SB, selaku Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Kab. Tasikmalaya yang turut menghadiri pertunjukan tersebut memberikan apresiasi kepada pihak yang menginisiasi penyelenggaraan penyuluhan kesehatan lewat kesenian bobodoran.

“Merasa bangga dan menyentuh hati peserta atau keluarga yang notabene berusia muda, usia produktif, menjadi bekal dan pengalaman, bahkan bisa berlanjut drama bobodoran ini dalam event-event kegiatan lainnya termasuk untuk sosialisasi-sosialisasi di bidang pembangunan yang lain.” ucapnya.

Asep berharap, kedepannya program Kabupaten Sehat dapat ditingkatkan lewat pementasan seni bobodoran di tingkat kabupaten agar dapat menyentuh lebih luas masyarakat di Tasikmalaya. (Ahmad Yudi S)

Berita Terkait

Tanding Futsal antar Orang Muda Lintas Iman sebagai Ajang Persaudaraan
Penanganan Kejahatan Asusila Pada Anak di Bawah Umur
Didatangi Semua Capres, Pimpinan Ponpes Cipasung Pilih Ganjar-Mahfud
Panwascam Banyuresmi Gelar Rakor Pengawasan Kampanye, Sinergitas Jadi Kunci Sukses
Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan
Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter
Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Sabtu, 24 Desember 2022 - 13:45 WIB

Banser Garut Kerahkan Anggota Amankan Gereja pada Perayaan Natal

Minggu, 13 November 2022 - 10:41 WIB

Wabup Helmi Budiman Terpilih Kembali Menjadi Ketua PMI Garut

Rabu, 21 September 2022 - 20:16 WIB

Wujudkan Tasik Betah, Pepeling Dibentuk

Rabu, 21 September 2022 - 17:23 WIB

Puluhan Komunitas Gaungkan Tasik Bebas Runtah Dalam Aksi World Cleanup Day

Selasa, 20 September 2022 - 11:59 WIB

World Cleanup Day, Wagub Jabar Ajak Warga Sukseskan Gerakan Tasik Bebas Runtah

Senin, 19 September 2022 - 22:23 WIB

Artis Didi Riyadi Dukung Gerakan Tasik Bebas Runtah

Senin, 12 September 2022 - 10:49 WIB

Pengobatan Gratis Homeopati Digelar di Tasikmalaya

Berita Terbaru

Dua tersangka pelaku kejahatan asusila pada anak di bawah umur saat jumpa pers di Polres Garut, Selasa (05/12/2023).

Garut

Penanganan Kejahatan Asusila Pada Anak di Bawah Umur

Rabu, 6 Des 2023 - 21:43 WIB