Gentrapriangan– Dokter spesialis paru, dr Yahya Sp.P, mengatakan produk tembakau alternatif berbeda dengan rokok konvensional karena hanya menghasilkan uap air atau aerosol.
“Hal ini karena produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol. Bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok,” kata dr Yahya dalam siaran pers pada Minggu (16/04/23).
Oleh karena itu produk tembakau alternatif, memiliki profil risiko yang lebih rendah dari rokok. Contoh produk ini seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektrik.
Produk ini dapat digunakan bagi perokok dewasa sebagai pilihan untuk beralih dari kebiasaannya.
“Karena hanya berisi uap air dan beberapa essens dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,” katanya.
Kandungan dalam rokok seperti TAR dapat masuk ke rongga mulut dan lapisan terluar gigi, enamel. Sehingga membuatnya berwarna kekuningan atau kecokelatan.
Lebih lanjut, dr Yahya mengatakan nikotin bersifat adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok.
Pandangan tersebut senada dengan penjelasan dari Cancer Research UK, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris. Berdasarkan laman resminya, nikotin bukan pemicu utama berbagai penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok seperti kanker. Pemicu utama dari penyakit berbahaya itu adalah TAR, senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok.
Mengacu National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya. Dari sekitar 7 ribu bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR.