Gentra- Ahli Gizi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Arjuna mengatakan stop konsumsi gorengan untuk berbuka puasa. Karena komposisinya dominan lemak tidak sehat.
“Gorengan sangat tidak saya rekomendasikan untuk berbuka puasa, karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat,” kata Tony di Yogyakarta, Selasa (04/04/23).
Proses pengolahan gorengan, kata Tony, biasanya menggunakan minyak yang telah terpakai secara berulang-ulang, sehingga menjadikan minyak sebagai sumber kolesterol yang sebenarnya penggunaannya tidak ideal.
“Kan jarang ada gorengan yang satu sampai dua kali pakai ganti minyaknya. Kebanyakan penggunaan minyaknya itu sudah terpakai berkali-kali dan jadi model sumber kolesterol,” ujar dia.
Selain mengandung lemak tidak sehat, Tony menjelaskan gorengan juga tersusun dari karbohidrat sederhana.
Karbohidrat jenis tersebut, memiliki sifat cepat dibakar dan dicerna oleh tubuh. Sehingga menjadikan kadar gula darah dalam tubuh cepat turun sehingga membuat cepat merasa lapar.
“Berbuka dengan yang manis sebenarnya juga tidak terlalu ideal, karena cepat menaikkan gula darah dan turunnya juga cepat, sehingga mudah merasa lapar kembali,” kata dia.
Tony mengatakan stop konsumsi gorengan dan merekomendasikan menu berbuka puasa dengan mengonsumsi jenis karbohidrat kompleks. Karena karbohidrat kompleks lebih lambat tercerna oleh tubuh. Sehingga membuat kenyang lebih lama dan tidak cepat merasa lapar.
Ia mencontohkan jenis karbohidrat kompleks yang baik saat berbuka puasa adalah buah-buahan.