Tasikmalaya – Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi informasi dan globalisasi menjadi tantangan tersendiri dalam melestarikan dan menjaga keberadaan budaya lokal ditengah masyarakat.
Kearifan lokal merupakan suatu budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi dan interpretasi ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma-norma dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Menjawab tantangan itu pupuhu patih Mangkubumi, Asep Rizal dan masyarakat situ gede menggelar “Situ Gede Art Festival” pada sabtu (23/2/2019) dengan swadaya sendiri. Acara ini menampilkan kesenian lokal Tasikmalaya khususnya yang dihadiri oleh Walikota Tasikmalaya Drs. H. Budi Budiman, Sekda. Kota Tasikmalaya, Kadis Dispora Kota Tasikmalaya, Sekdis. PUPR, tamu undangan juga masyarakat disekitar Situ Gede Tasikmalaya.
Dalam sambutannya Walikota Tasikmalaya Drs. H. Budi Budiman sangat mengapresiasi acara ini karena merupakan kekayaan lokal yang harus dipertahankan dan jangan sampai generasi yang akan datang kehilangan budayanya sendiri. “Insya Allah tahun 2020 acara ini akan digelar lagi dan saya minta pihak PUPR untuk menata kembali Situ Gede agar saat kemarau tidak kering berkoordinasi dengan BSDA”, ujar budi.
Acara ini dimulai pukul. 16.00 dengan penampilan Seni Lais.Seni Lais merupakan seni pertunjukan seperti Sirkus dimana pemain Lais melakukan berbagai atraksi bermain di seutas tali yang diikat pada ujung bambu. Selain Seni Lais digelar juga Lomba rakit yang diikuti oleh masyarakat setempat.
Sedangkan malam harinya pukul 19.30, Situ Gede Arts Festival diawali dengan Rajah Bubuka yaitu melakukan ziarah ka makam Prabudilaya yang diikuti Walikota Tasikmalaya, Sekda. Kota Tasikmalaya, Kadispora Kota Tasikmalaya, Sekdis. PUPR dan unsur Muspika Kecamatan Mangkubumi, kapolsek, sekdis PUPR dan warga.Setelah ziarah dilanjutkan dengan pentas Monolog “Membaca Tanda Tanda “ dari Wit Jabo, penampilan Perkusi, Babad Prabudilaya dari sekar manis, Pencak Silat SPS, Hadroh dari Ponpes Manbaul Huda, di tutup dengan seni Karinding dari pasukan Awi sal(r)asa.
Pergelaran acara yang melekat dengan kearifan lokal memberi nuansa tersendiri bagi masyarakat Tasikmalaya,situ gede khususnya. Melalui Situ Gede Art Festival ini menambah rasa memiliki budaya lokal,kesenian daerah yang mulai luntur karna disatu sisisi kurang mengenal budaya sendiri dan hilang begitu saja.Sebagaimana kata sambutan dari Bapak Budi acara seperti ini harus digelar kembali agar generasi mendatang tidak kehilangan budayanya sendiri.