Tasikmalaya – Tasikmalaya memiliki berbagai objek wisata, salah satunya adalah Situ Cibeureum yang terletak di Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Situ ini memiliki luas sekitar 21 H. Untuk sampai kesana anda hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Pusat Kota Tasikmalaya. Jika anda mengunjungi situ ini, anda bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti mancing, foto, dan bersantai di bawah pepohonan sambil menikmati Situ Cibeureum. Situ Cibeureum jug memiliki fungsi ekologi seperti Situ Gede yaitu sebagai penjaga ekosistem dan seumber irigasi warga sekitar
Sejarah:
Konon menurut masyarakat sekitar, nama Situ Cibeureum diambil dikarenakan pada masa lalu, air di situ itu berubah warna menjadi kemerahan sehingga namanya menjadi Situ Cibeureum (Air Merah). Kuncen Situ Cibeureum Atang menuturkan bahwa sekitar 500 tahun yang lalu atau 15 Masehi, tinggal seorang tokoh tua di era kebataraan Galunggung, yakni seorang tokoh agama jaman Hindu yang dikenal dengan sebutan Ki Bagus Djamri.
Suatu hari, Ki Bagus Djamri bermimpi bahwa dia harus membuat taman yang penuh dengan bunga-bunga di lokasi dekat kolam. Dalam mimpi itupun, dia harus mendirikan gubuk di suatu bukit yang disebut Nusa “pangepulan” (Perkumpulan).
Beliau tidak diceritakan asalnya darimana, tetapi berniat menyepi di suatu daerah Pegunungan untuk mendekatkan diri pada sang Maha Kuasa. Tibalah Ki Bagus Djamri itu di suatu tempat yang menurutnya sama persis dengan yang diimpikan, yaitu sebuah pegunungan yang memiliki kolam.
Suatu hari, Ki Bagus Djamri bermimpi bahwa dia harus membuat taman yang penuh dengan bunga-bunga di lokasi dekat kolam. Dalam mimpi itupun, dia harus mendirikan gubuk di suatu bukit yang disebut Nusa “pangepulan” (Perkumpulan).
Ki Bagus Djamri pun melaksanakan perintah yang muncul dari mimpinya itu. Dia membangun sebuah taman, lengkap dengan tempat untuk berkumpul di tempat yang dekat dengan kolam tersebut. Lama kelamaan, kolam tersebut membesar dan air terus melimpah sehingga membanjiri wilayah itu. Namun, bagi Ki Bagus Djamzri karena tinggal disuatu Nusa Pangepulan tadi, dia tidak hanyut dalam air. Air hanya mengelilingi nusa, seperti halnya nusa di Situ Panjalu Ciamis.
Akhirnya, kolam yang tadinya kecil ini membentuk menjadi sebuah situ yang kemudian dinamai Situ Cibeureum. Ki Bagus kemudian mengundang para penduduk lain untuk tinggal di daerah yang berdekatan dengan situ. Bahkan, Nusa Pangepulan yang dulu hanya didiami seorang diri oleh Ki Bagus Djamri mulai ramai didatangi tokoh lain.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sejumlah makam keramat yang mengelilingi makam Ki Bagus Djamri. Keberadaan sejumlah makam itu membuktikan bahwa Nusa Pangepulan ini pernah dijadikan sebagai tempat tinggal.
Tambah atang, di Nusa Pangepulan itu, selain terdapat makam Ki Bagus Djamri, terdapat pula makam Syeh Majagung, Nyi Dambawati, Sugrianingrat, Nyi Ratnaningrum dan Nyi Ratnawulan, dan bangsawan di era Padjadjaran. (Sumber).
Mitos
Menurut warga sekitar kerap ada pengunjung yang suka kesurupan. Itu diakibatkan karena cawokah (sombong) atau mengucapkan kata-kata yang tidak sopan ketika berada di lingkungan Situ Cibeureum. hal tersebut dibenarkan oleh Atang (60) selaku kuncen di situ tersebut, Ia pun mewanti-wanti kepada pengunjung yang datang agar tak sombong dan takabur saat berada di situ