Sejarah Hari Buruh dan Tema May Day 2023

- Penulis

Senin, 1 Mei 2023 - 10:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gerald Altmann/Pixabay

i

Gerald Altmann/Pixabay

Gentrapriangan- Hari buruh nasional peringatannya rutin berlangsung pada 1 Mei setiap tahunya. Hari buruh atau populer dengan sebutan May Day ini merupakan hari libur tahunan di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Peringatan ini memiliki sejarah panjang juga tema berbeda setiap tahunnya. Berikut sejarah hari buruh dan tema may day 2023.

Tema May Day 2023

Internarional Labour Organization (ILO) menetapkan tema dari hari buruh internasional atau May Day 2023 ialah “Word Day for Safety and Health at Work 2023”. Terjemahan bahasa Indonesianya adalah Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seluruh Dunia.

Sejarah Hari Buruh

Hari buruh bermula dari perjuangan para buruh untuk menyuarakan dan menuntut hak-hak para pekerja di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Minimnya upah yang tidak sebanding dengan durasi kerja, ketatnya disiplin, dan kurang baiknya lokasi kerja di pabrik, melahirkan perlawanan dari para buruh.

Petter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin merupakan dua orang yang berpengaruh sebab menyumbangkan gagasan-gagasan untuk menghormati para buruh. Saat itu, McGuire bersama 100.000 buruh melakukan aksi mogok kerja untuk menuntung pengurangan jam kerja dan menyediakan uang lembur.

Baca Juga :  66 Siswa SDN 2 Kersamenak Diduga Keracunan Usai Santap Es krim

Parade hari buruh pertama kali di adakan di New York, Amerika Serikat oleh sekitar 20.000 orang buruh. Mereka membawa spanduk bertuliskan 8 jam kerja, 8 jam istirahatm 8 jam rekreasi. Matthew Maguire dan Petter McGuire berperan penting dalam parade ini. Gagasan mereka lalu menyebar dan pada tahun-tahun berikutnya negara-negara lainnya pun ikut merayakan.

Pada 1 Mei 1986, para buruh di Chicago Amerika Serikat melakukan aksi demonstrasi besar-besaran untuk menuntut hak-hak pekerja, termasuk delapan jam kerja sehari. Aksi protes itu kemudian berujung pada kekerasan dan bentrokan dengan polisi, yang menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka.

Kejadian ini kemudian menjadi momentum penting dalam sejarah gerakan buruh internasional. Sehingga, pada kongres kedua Federasi Serikat Buruh Internasional (International Workingmen’s Association/IWA) yang berlangsung di Paris pada tahun 1889, memutuskan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional untuk mengenang korban jiwa dalam aksi protes di Chicago dan untuk terus menuntut hak-hak pekerja.

Sejak saat itulah, peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day mulai berlaku di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga :  Guru SMP di Garut Meninggal di Sekolah Saat Sedang Mengisi e-Rapor
Sejarah Hari Buruh di Indonesia

Di Indonesia, peringatan May Day mulai ada perayaannya pada tahun 1920-an oleh Perserikatan Vakum Indonesia (PVI), yang kemudian berganti nama menjadi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI).

Namun pada masa pemerintahan orde baru, hari buruh tidak lagi diperingati di Indonesia. Hal ini disebabkan karena gerakan para buruh sering dikait-kaitkan dengan gerakan dan paham komunis. Kejadian yang terjadi pada 30 September 1965 atau sering disebut G30S membuat peringatan May Day selalu dikonotasikan sebagai ideologi komunis.

Setelah pemerintahan Soeharto berakhir, tanggal 1 Mei setiap tahunnya para buruh di Indonesia kembali merayakannya. Mereka kembali mengadakan demonstrasi untuk menuntut dan menyuarakan haknya. Aksi tersebut kemudian rutin berlangsung setiap tahunnya.

Sehingga pada 1 Mei 2013, Pemerintah Indonesia masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, resmi menjadikan tanggal 1 Mei sebagai hari buruh internasional dan hari libur nasional. Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden RI Nomor 24 tahun 2013.

Berita Terkait

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter
IPNU Jabar Siap Awasi Pemilu 2024
H Dudu Rohman Nahkodai PCNU Kota Tasik, FBTI Berharap Dapat Perkuat Moderasi Beragama
Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kemuslimahan KAMMI Tasik Gelar Workshop
PBNU dan PP Muhammadiyah Sepakat, Politik Identitas dapat Memecah Belah Masyarakat
Politisasi Ayat Agama dan Penyebabnya
Lakpesdam PC NU Garut: Politisasi Agama Sebagai Alat Politik
Hari Keluarga Internasional, Sejarah dan Perkembangannya
Berita ini 21 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 13:31 WIB

Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Senin, 20 November 2023 - 19:06 WIB

Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik

Kamis, 16 November 2023 - 17:58 WIB

Tim U17 Indonesia Bertekad Tembus 16 Besar

Berita Terbaru

Harun Pria (kanan), Warmini (kiri) Pasangan lansia penjual kandang ayam asal kampung Cimaung Kidul, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Sosial

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam

Senin, 4 Des 2023 - 17:01 WIB

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB