Ciamis – Kabupaten Ciamis menyimpan beragam kekayaan seni dan budaya yang beragam. Banyak tradisi khas yang secara turun temurun ada dan menjadi ciri khas kabupaten dengan julukan kota Karuhun, salah satunya Ronggeng Gunung
Ronggeng Gunung adalah sebuah tradisi seni pertunjukan yang melibatkan tarian dan musik, berakar dalam kepercayaan masyarakat setempat terhadap kekuatan spiritual gunung yang dianggap suci.
Umumnya, kesenian ini hampir sama dengan ronggeng biasa. Ciri khas yang melekatnya terdapat pada penampilan penari yang merupakan seorang perempuan dilengkapi dengan gamelan dengan iringan musik dan nyanyian. Perbedaannya terletak pada kepercayaan bahwa terdapat nilai kesakralan dalam terciptanya kesenian Ronggeng Gunung.
Dari literatur yang ada, latar belakang terciptanya tradisi ini dikarenakan patah hati seorang putri raja yang suatu waktu kehilangan suaminya karena dibunuh. Karena kecintaan yang sangat, sang putri berupaya untuk membalaskan dendam kepada orang yang telah membunuh suaminya.
Tradisi ini telah berkembang sejak berabad-abad di Kabupaten Ciamis, menjadi bagian penting dari kehidupan budaya masyarakat setempat.
Ronggeng Gunung di Kabupaten Ciamis memiliki sejarah panjang yang mencerminkan kekayaan budaya daerah tersebut.
Diketahui, tradisi ini bermula dari kepercayaan masyarakat setempat terhadap kekuatan spiritual gunung yang dianggap suci. Sejak berabad-abad lalu, ronggeng gunung menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Ciamis.
Lebih dalam lagi, terdapat dua versi tentang asal-usul Ronggeng Gunung yang berkembang. Pertama, Tradisi ini diciptakan oleh seorang Raden yang Bernama Sawunggaling pada saat Kerajaan Galuh saat dilanda kekacauan. Saat kekacauan tak bisa dibendung, sang raja mencari perlindungan ke tempat yang aman. Sawunggaling pun menyelamatkan raja.
Atas rasa terima kasih sang raja kepada Raden Sawunggaling kemudian raja menikahkan seorang putrinya dengan Sawunggaling. Lama kemudian, Ketika ia naik takhta menggantikan sang raja, Sawunggaling menciptakan sebuah tarian penghibur istana.
Para penari yang menghibur istana adalah penari pilihan. Berparas cantik, sura merdu dan juga pandai menari. Sehingga pada saat itu, para penari ronggeng memliki status terpandang di Masyarakat.
Praktik ronggeng gunung tidak hanya terbatas pada acara adat atau upacara keagamaan. Di era modern ini, pertunjukan ronggeng gunung semakin banyak diminati sebagai hiburan untuk berbagai acara.
Pergeseran ini menunjukkan adaptasi tradisi budaya dengan tren zaman, menciptakan pengalaman yang tetap autentik namun tetap relevan.
Perkembangan ronggeng gunung terus melaju seiring waktu, menciptakan ragam tarian dan musik yang unik. Para penari dan pemusik tidak hanya menjalankan warisan leluhur, tetapi juga menghadirkan sentuhan kreativitas baru dalam setiap pertunjukan. Para ronggeng menjadi penjaga tradisi yang gigih, mewariskan seni ini kepada generasi penerus.