Bandung – Belakangan ini desain masjid Al Safar karya arsitek yang juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hangat jadi perbincangan di media sosial. Viral nya desain masjid Al Safar dengan bentuk segita,satu lingkaran dianggap sebagai simbol iluminati hingga tudingan titisan dajjal terhadap Ridwan Kamil.
Merespon kontrovesi desain masjid tersebut, MUI Jabar mengadakan pertemuan yang mengundang Ridwan Kamil dan Ustaz Rahmat Baequni.
Iluminati Bavaria merupakan kelompok rahasia pada zaman pencerahan di Eropa yang didirikan pada 1 Mei 1776 M di Ingolstadt dengan nama ordo iluminati. Iluminati dianggap sebagai ibu dari semua teori konspirasi yang ada di dunia saat ini yang menjadi latar belakang semua peristiwa besar manusia seperti perang, kudeta, perang besar, hingga perebutan kekuasaan.
Sebelumnya viral desain Masjid Al-Safar ini berawal dari vidio dakwah Ustaz Rahmat Baequni. Menurutnya masjid tersebut mengarah pada persepsi iluminati atau freemansory. Bagi orang awam akan mudah menerima simbol segitiga ini dengan penyambutan kehadiran dajjal.
Persepsi itu diselesaikan pada acara silaturahmi dan diskusi umum yang membludak bersama Ustaz Baequni.
Tudingan simbol illuminati itu muncul karena dibagian mimbar mirip dengan “All Seeing Eye”, alias simbol mata satu. Persepsi itu dibantah oleh Ridwan Kamil dengan menunjukan masjid yang dibangun dengan desain segitiga dengan satu lingkaran juga seperti masjid Al-Ukhuwah, mihrab masjid Nabawi, Masjid Trans dan masjid Raya Jakarta yang juga diposting di akun instagram pribadinya (@ridwankamil).
“Masjid itu saya desain mengikuti bentuk alam di sekitar yang daerahnya perbukitan maka saya mengambil bentuk-bentuk alam yang tidak beraturan sehingga masjid itu menyatu dengan alam” terangnya” tutur Ridwan Kamil.
Masjid Al-Safar adalah hasil riset teori Folding Architecture alias lipatan. Seperti Origami, hasilnya adalah lekukan dan ruang berbentuk segitiga.
Desain masjid Al-Safar ini di Arab Saudi justru mendapat penilaian dari Al-Mafa dan masuk nominasi arsitektur masjid terbaik Abdullatif Al-Fozan Award 2019 bersama 26 masjid lain di dunia.
“Harus ada kesepakatan kalau itu memang dilarang, mari kita bersepakat untuk tidak menggunakannya” tegas Emil, sambil menunjukan gambar dan foto-foto arsitektur masjid yang kebetulan terdapat bentuk segitiga, lingkaran dan bentuk geometris lainnya.
Sebelumnya, Ustaz Rahmat Baequni menjelaskan bahwa Yahudi akan menguasai dunia diawali dengan penyerapan dan penyebaran simbol iluminati salah satunya lewat jalan arsitektur.
Ridwan Kamil meminta maaf kalau memang dianggap salah dalam mendesain sejumlah masjid. Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil dihadapan ribuan jamaah di Pusdai Jabar dalam acara Silaturahim dan Diskusi Publik pasca lebaran, Senin (10/6/2019).
Seusai berdiskusi, Ketua MUI Jabar, Rahmat Syafei menyebutkan, bahwa acara silaturahmi dan diskusi adalah cara untuk mendengarkan pendapat masing-masing pihak yang sedang berbeda pemikiran.
Namun, ia menegaskan bahwa walau berbeda pendapat, semua tetap harus rukun dalam persatuan dan kesatuan.
“Tadi kita mendengarkan bahwa silaturahmi pada kesempatan ini menerima apapun keyakninan masing-masing itu dihargai, silakan. Tapi yang disepakati adalah bagaiamana menjaga persaudaraan dan bagaimana kita saling menghargai perbedaan pendapat,” kata Rahmat Syafei.
Oleh karena itu setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing terlebih jika dilihat dari kedua sisi ilmu yang berbeda, perbedaan ini tentu memerlukan kesepakatan dengan jalan diskusi untuk tabayun mengenai maksud tujuanya agar publik tidak dibingungkan dengan asumsi yang keliru. Mengingat tidak sedikit bentuk segitiga, satu lingkaran yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Yang menjadi sorotan persepsi iluminati ternyata bukan sekedar bentuk segita namun bentuk mimbar dengan satu lingkaran. Pada intinya maksud desain masjid Al-Safar ini tidak dibuat sengaja meniru simbol iluminati melainkan mempertimbangkan presfektif seni arsitektur.