Tasikmalaya – Satuan Koordinasi Cabang Barisan Ansor Serbaguna (Satkorcab Banser) Kota Tasikmalaya merespons pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan yang menyebut kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari klaster pondok pesantren.
Kepala Satkorcab Banser Kota Tasikmalaya, Wahid menyesalkan pernyataan tersebut, justru Ia mempertanyakan dimana peran Pemkot Tasikmalaya dalam mencegah penyebaran Covid-19.
“Pernyataan beliau kurang tepat, seharusnya intropeksi diri, apakah Pemkot hadir disaat pandemi Covid-19 ini ke pondok pesantren?,” katanya seperti dikutip dari nahdloh, Jumat, (4/12/2020).
Wahid menilai, penyebaran Covid-19 di pesantren karena ketidak hadiran pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran virus covid-19.
“Tentu sangat disesalkan upaya cuci tangan yang dilontarkan oleh pejabat publik tersebut tidak bisa dibenarkan, baik dari sisi etika kerja maupun sebagai pengendali penyebaran Covid-19 di Kota tercinta Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu Aktivis Muda Nahdlatul Ulama (NU), Opik Taupikul Wahid melihat, Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak serius dalam merespon wabah pandemi Covid-19, ini bisa dilihat dari awal penyebaran virus corona ke Kota Tasikmalaya.
“Pemkot abai dalam upaya penanganan preventif yang dilakukan oleh Pemkot. Pemkot lebih memilih menyelesaikan pengadaan perangkat teknis ketimbang memperhatikan kesejahteraan tenaga medis,” ungkapnya.
Menyoroti pernyataan Sekda Kota Tasikmalaya, Opik melihat perhatian Pemkot terhadap pesantren nyaris tidak ada.
“Perhatian Pemkot Tasikmalaya terhadap pesantren di masa pandemi nyaris nihil. Lalu ketika klaster pesantren muncul, pesantren malah diposisikan sebagai sumber mata rantai penularan Covid-19. Hal ini jelas bagian dari upaya menyudutkan dan mendiskreditkan posisi pesantren. Seolah pesantren sebagai sumber penyebaran corona paling aktif,” pungkasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah sekaligus Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan menyampaikan, hanya menyampaikan data saja, dari hasil tracking temuan penambahan kasus positif Covid-19 berasal dari klaster pesantren.
“Pada saat terjadi penambahan 256 yang positif, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan, ada 190 dari klaster pesantren dan 66 dari klaster lainnya, termasuk dari tempat kebugaran dan kantor,” ungkapnya saat dihubungi gentrapriangan.com Sabtu, (5/12/2020).