Garut – Setelah dilaunching-nya Gerakan Ayo Masuk Sekolah, Pemerintah Kabupaten Garut kini melakukan persiapan sekolah tatap muka dengan dilakukannya simulasi untuk untuk anak TK/PAUD, SD dan SMP di Kabupaten Garut.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pihaknya telah memberikan izin untuk melakukan simulasi sekolah tatap muka dengan kapasitas 30% sampai dengan 50% dengan mengutamakan protokol kesehatan.
“Pemerintah Kabupaten Garut dan saya selaku Bupati Garut dan Satgas Covid-19 Kabupaten Garut memberikan izin untuk melakukan simulasi sekolah bagi anak-anak SD, anak-anak SMP, bagi anak-anak TK dan juga sedikit PAUD dengan kapasitas 30% sampai dengan 50% dan ini merupakan simulasi dari Gerakan Ayo Masuk Sekolah kita utamakan protokol kesehatan,” kata Rudy, Senin (19/04/2021).
Ia juga telah mengecek salah satu sekolah di Kabupaten Garut yaitu SMPN 1 Garut untuk melihat bagaimana persiapan serta penerapan protokol kesehatan menjelang kembalinya anak-anak belajar di sekolah.
“Saya hari ini mengecek di SMP 1 Garut sekolah kebanggaan Kabupaten Garut ini ada team guard kita pastikan mereka pakai masker dan di sekolah sudah dipersiapkan cuci tangan, adanya social distancing dan tentunya kita mengurangi jam menjadi tiga jam. Ayo kita gerakkan lagi anak-anak semangat ke sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Garut Aceng Mulyana menyampaikan, simulasi sekolah ini digelar dengan dibagi melalui beberapa sesi, pihaknya juga menyiapkan 16 ruangan untuk proses belajar mengajar dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Dibagi sesi dan kebetulan kami mencoba untuk minggu ini itu ada 8 kelas berarti kali dua ada 16 ruangan yang disiapkan disterilkan dan insyaallah untuk minggu depan kami tambahkan lagi untuk melihat momen ini apakah protokol kesehatan anak-anak ini betul-betul sudah mantap dan sudah bisa dijalankan semaksimal mungkin,” ungkap Aceng.
Menurut Aceng, yang melaksanakan simulasi sekolah kali ini adalah peserta didik dari kelas 7 dan kelas 8 dikarenakan kelas 9 sudah hampir selesai materi pembelajarannya.
“(Untuk yang masuk hari ini) kelas 7 dan kelas 8 karena kelas 9 sudah hampir selesai materi pembelajarannya jadi kelas 7 dan kelas 8. Jumlah siswa yang hadir hampir 160 dari 800 siswa kelas 7 dan kelas 8,” terangnya.
Ia berharap dengan adanya simulasi ini menjadi kebiasaan baru dan momentum penting dalam penerapan protokol kesehatan dalam proses belajar siswa.
“Harapannya kami berdoa, mudah-mudahan ini menjadi kebiasaan baru baik bagi kami maupun peserta didik dan ini adalah momentum penting bagaimana menerapkan protokol kesehatan yang sebenarnya di satuan pendidikan ini,” pungkasnya.