Peristiwa 23 Maret Bandung Lautan Api: Ini Penyebab dan Kronologinya

- Penulis

Selasa, 23 Maret 2021 - 14:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana kota Bandung saat terjadi pertempuran di Bandung pada 24 Maret 1946. (Foto/istimewa)

i

Suasana kota Bandung saat terjadi pertempuran di Bandung pada 24 Maret 1946. (Foto/istimewa)

Tanggal 23 Maret mengingatkan akan perjuangan orang terdahulu yang dikenal dengan istilah “Bandung Lautan Api,” salah satu peristiwa yang membuktikan suatu perlawanan rakyat Indonesia atas sekutu yang berusaha menduduki Kota Bandung kala itu.

Bentuk dari perlawanan tersebut dibuktikan oleh para penduduk dengan membakar rumah mereka sendiiri, dengan satu tujuan agar sekutu tidak bisa menggunakan bangunan serta fasilitas di dalamnya. Sekitar 200 ribu rumah dalam kurun waktu tujuh jam ludes terbakae, ini lah bukti dari pengorbanan orang terdahulu untuk kemerdekaan Indonesia.

Kronologi Bandung Lautan Api

Bermula dari tibanya pasukan Inggris di Kota Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945 dan meminta selurus rakyat yang memiliki senjata untuk segera diserahkan pada mereka kecuali TRI (Tentara Republik Indinesia). Bentrok antara tentara Inggris dan TKR meletus pada malam hari tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas.

Tiga hari setelah terjadinya bentrok, Brigadir MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.

Baca Juga :  Bantu Ketersediaan Darah, Ini yang Dilakukan KDD Campaka

Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat itu) meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi “bumi-hangus”. Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.

Keputusan untuk membumi hanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.

Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu, dalam pertempuran ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut.

Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya.

Baca Juga :  Peresmian Yayasan Bina Insan Tasikmalaya

Mengisi Keemerdekaan

Perjuangan generasi sekarang dengan orang terdahulu akan jauh berbeda, tidak lagi menengteng senjata, sembunyi di hutan, dan berlumuran darah. Perjuangan generasi saat ini harus dibuktikan dalam mempertahankan kemerdekaan ini dengan mengamalkan arti serta makna dari Bhinneka Tunggal Ika. Kemerdekaan yang telah direbut dengan susah payah akan menjadi sangat sia-sia jika generasi muda saat ini dengan mudahnya diadu domba oleh karena hanya berbeda pilihan politik, kepercayaan, budaya, warna kulit, dsb.

Ini merupakan salah satu bagian dari sekian banyak usaha untuk mengisi kemerdekaan ini. Indonesia dengan ragam budaya, bahasa, dan kepercayaan begitu sangat rentan untuk dipecah belah, oleh karena itu mengisi kemerdekaan dengan mengamalkan makna dari Bhinneka Tunggal Ika adalah suatu hal yang tepat.

Sumber: Dari berbagai referensi

Berita Terkait

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam
Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama
Banser Garut Kerahkan Anggota Amankan Gereja pada Perayaan Natal
Wabup Helmi Budiman Terpilih Kembali Menjadi Ketua PMI Garut
Wujudkan Tasik Betah, Pepeling Dibentuk
Puluhan Komunitas Gaungkan Tasik Bebas Runtah Dalam Aksi World Cleanup Day
World Cleanup Day, Wagub Jabar Ajak Warga Sukseskan Gerakan Tasik Bebas Runtah
Artis Didi Riyadi Dukung Gerakan Tasik Bebas Runtah
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 13:31 WIB

Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Senin, 20 November 2023 - 19:06 WIB

Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik

Kamis, 16 November 2023 - 17:58 WIB

Tim U17 Indonesia Bertekad Tembus 16 Besar

Berita Terbaru

Harun Pria (kanan), Warmini (kiri) Pasangan lansia penjual kandang ayam asal kampung Cimaung Kidul, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Sosial

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam

Senin, 4 Des 2023 - 17:01 WIB

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB