Garut – Pemkab Garut terus berupaya untuk menanggulangi perbedaan (verifikasi) data dalam laporan kerusakan rumah pada hari pertama dan hari kedua di Kecamatan Samarang, hal itu disebabkan oleh kondisi geografis.
“Cuman kalau dilihat kondisi geografis ini kan kampungnya itu tercecer gitu kan, sehingga laporan hari pertama jauh berbeda dengan laporan hari kedua. Sekarang laporan terakhir itu 180-an dari awal 45,” kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dalam keterangan tertulisnya kepada awak media.
Helmi mengungkapkan, diperkirakan jumlah kerusakan rumah di Kecamatan Pasirwangi akan bertambah mengingat jumlah kerusakan di Kecamatan Pasirwangi dalam laporan sebelumnya lebih banyak daripada Kecamatan Samarang.
“Kalau yang Samarang saja dari 45 ke 180, ini yang Pasirwangi ini belum selesai (verifikasi) karena lebih banyak yang Pasirwangi, yang Pasirwangi itu pertama aja yang hari pertama saja kan 450, mungkin itu lebih dari berapalah jadi belum (selesai), nah yang Pasirwangi mudah-mudahan hari ini selesai,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.
Ia menuturkan, setelah data verifikasi selesai, pihaknya akan menentukan nominal bantuan yang akan diberikan kepada masyarakat penyintas gempa bumi yang rumahnya mengalami kerusakan, sesuai kemampuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Jadi kalau rusak ringan paling maksimal 2,5 juta, yang sedang maksimal 5 juta, dan yang berat maksimal 25, kalau 50 itu relokasi, ini kan tidak ada relokasi. Ini juga maksimal, ini kan akan dihitung langsung oleh (Dinas) Perkim sehingga nanti diketahui jumlah kerugiannya berapa,” pungkas Wakil Bupati Garut.
Helmi menegaskan, atas kejadian gempabumi itu, tidak ada yang harus dilakukan evakuasi dan relokasi, mengingat gempa terjadi dikarenakan pergerakan dari sesar Garsela.