Payung Geulis Identitas Tasikmalaya yang Melegenda

- Penulis

Jumat, 21 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Payung Geulis. Foto: Bari / Gentra Priangan.

i

Payung Geulis. Foto: Bari / Gentra Priangan.

Tasikmalaya – Payung geulis merupakan identitas Tasikmalaya yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudritek) RI.

Payung geulis sendiri pada mulanya diproduksi pada sekitar tahun 1930-an oleh salah seorang tokoh masyarakat bernama H Muhni yang bertempat tinggal di Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Pada mulanya, H Muhni sang pencipta payung geulis sendiri, menciptakan payung ini dengan berbahan dasar kertas karena untuk digunakannya pergi ke ladang saat cuaca sedang terik.

Tidak disangka, payung kertas buatan H Muhni ini menginspirasi banyak tetannganya untuk membuat payung serupa. Dengan banyaknya peminat tersebut lantas menjadikan H Muhni berfikir untuk menjadikan kerajinan ini sebagai komoditas usaha.

Baca Juga :  Said Aqil Dilarikan ke Rumah Sakit

Dari sanalah payung geulis di produksi secara berkala oleh warga di Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Namun disisi lain, ada juga yang menyebutkan jika payung geulis ini menjadi primadona noni-noni Belanda pada sekitar tahun 1926, pada masa itu payung ini dibuat dengan bahan kertas atau kain.

Uniknya, meski payung ini dibuat dari bahan kertas dengan rangka bambu dan di rapikan dengan kanji, payung ini bisa menjadi alat pelindung kita ditengah hujan lebat, atau bahkan sangat memungkinkan bagi kita untuk terlindung dari teriknya matahari.

Pada proses pembuatan payung geulis, rangka payung terbuat dari bambu, kemudian setelah terbentuk rangka dilanjutkan dengan pemasangan kain dan kertas, kemudian selanjutnya dirapikan dengan menggunakan kanji, setelah itu rangka pada payung geulis diberikan aksen benang dengan warna yang beragam proses ini biasa dikenal dengan istilah ngarawat.

Baca Juga :  Dewan Pers Ingatkan Peran Media Dalam Pemilu 2024

Pembuatan payung geulis tidak cukup sampai ngarawat saja, dalam pembuatan krajinan ini sangat tergantung dengan intensitas cahaya matahari, karena langkah selanjutnya, payung ini harus dijemur hingga mengeras, setelah dijemur baru payung ini diberi warna dan dilukis dengan motif bunga.

Proses pembuatan payung geulis sangatlah memakan waktu yang panjang, karena semua pekerjaan yang dilakukan harus manual dengan mengandalkan tangan dan dukungan sinar matahari langsung.

Berita Terkait

Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring, Mahasiswa KKN Kelompok 28 Uninus
Akses Jalan Singaparna Menuju Cigalontang Putus Akibat Banjir
Citimall Garut Perkenalkan Tenant Nasional Baru, KKV Siap Manjakan Pengunjung
Siswi SMK Maarif NU Bandung Raih Juara 2 Deklamasi Puisi Bahasa Prancis
Diusung Santri dan Jaringan Masyarakat Sipil, Andi Ibnu Hadi Mantap Maju Pilwalkot Tasikmalaya
Terinspirasi Perjuangan Kartini, Tsoht Rilis Single Terbaru
Masa Akhir Tahapan Pemilu 2024, Panwascam Cibiuk Gelar Press Release Hasil Kerja Pengawasan
Cek Kelayakan Kendaraan Dilakukan Petugas Antisipasi Kecelakaan
Berita ini 58 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 27 Agustus 2024 - 21:18 WIB

Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring, Mahasiswa KKN Kelompok 28 Uninus

Kamis, 13 Juni 2024 - 01:42 WIB

Akses Jalan Singaparna Menuju Cigalontang Putus Akibat Banjir

Jumat, 7 Juni 2024 - 16:39 WIB

Citimall Garut Perkenalkan Tenant Nasional Baru, KKV Siap Manjakan Pengunjung

Jumat, 3 Mei 2024 - 18:21 WIB

Siswi SMK Maarif NU Bandung Raih Juara 2 Deklamasi Puisi Bahasa Prancis

Minggu, 21 April 2024 - 16:40 WIB

Terinspirasi Perjuangan Kartini, Tsoht Rilis Single Terbaru

Minggu, 31 Maret 2024 - 22:28 WIB

Masa Akhir Tahapan Pemilu 2024, Panwascam Cibiuk Gelar Press Release Hasil Kerja Pengawasan

Rabu, 20 Maret 2024 - 12:10 WIB

Cek Kelayakan Kendaraan Dilakukan Petugas Antisipasi Kecelakaan

Minggu, 10 Maret 2024 - 20:10 WIB

Awal Ramadan 1435 Jatuh Pada Hari Selasa 12 Maret 2024

Berita Terbaru

Tugu Tugu di Kota Tasikmalaya (Foto: Istimewa)

Cek Fakta

Menelusuri Jejak Sejarah Lewat Tugu Ikonik Tasikmalaya

Minggu, 7 Jul 2024 - 10:17 WIB