Tasikmalaya – Patriot Desa Se-Kabupaten Tasikmalaya berkunjung ke Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kab Tasikmalaya. Dalam pertemuan itu, Patriot Desa bermaksud menyampaikan berbagai temuan lapangan termasuk mensinergikan program guna mendorong pertumbuhan Desa Digital di Kabupaten Tasikmalaya, 27 Februari 2021.
SSPMD Kab Tasikmalaya, Ajat Sudrajat mengatakan, hal itu sebagai turunan dari visi misi pemerintah Provinsi Jawa Barat tetang Program pemberdayaan dan peningkatan taraf hidup masyarakat desa melalui literasi digital, internet of things (IoT), dan ragam inovasi digital.
Ajat menjelaskan dari 25 lokasi desa penugasan Patriot Desa di Kabupaten Tasikmalaya, 8 Desa masih belum terjangkau internet sama sekali sehingga menjadi daerah blankspot.
“Kami berharap dengan adanya Patriot Desa di Kab Tasikmalaya bisa menjadi mitra Kolaborasi yang efektif, baik dengan pemerintah, swasta, atau komunitas untuk menigkatkan infrastruktur IT di Kab Tasikmalaya.
Jaringan internet kini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat, terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada terbatasnya ruang gerak masyarakat. Namun, jaringan internet menjadi barang langka dan mahal bagi masyarakat yang tinggal di area tanpa jaringan internet (blankspot), seperti di daerah Malatisuka, Parentas, Campakasari, pameutingan, Sukahurip, Bojonggambir,” katanya.
Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kab Tasikmalaya, Abdul Nasseh mengatakan, Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87, memiliki fungsi diantaranya perumusan kebijakan bidang komunikasi dan informatika, bidang persandian dan bidang statistik, pelaksanaan kebijakan bidang komunikasi dan informatika, bidang persandian dan bidang statistik.
“Ada beberapa Program di Diskominfo Kab Tasikmalaya, diantaranya Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), pengelolaan domain, informasi dan komunikasi publik,” ujarnya.
Sementara untuk menjawab permasalahan blanskpot, kami berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat, karena dari Provinsi ada gagasan pembentukan Desa Digital. Desa Digital masih berjalan memang belum bisa dinikmati seutuhnya karena memang pemerintah juga mempunyai keterbatasan.
“Inginnya 39 Kecamatan semua, tapi apa daya karena katerbatasan. Untuk tahun ini ada 5 kecamatan yang mendapatkan program Desa Digital dari Provinsi. Namun sebetulnya peluang perbaikan blankspot itu ada di Desa dengan membentuk badan usaha milik Desa (BUMDES), seperti yang dilakukan Badan Usaha Milik Antar Desa (BUMADES) di Desa Pancamandala,” ungkapnya.
Sementara itu Pegiat TIK Kab Tasikmalaya, Solihin menyampaikan untuk saat ini provinsi baru survei beberapa kecamatan seperti Jatiwaras, Cibalong, Salopa,Cikatomas, Pancatengah, Salawu, Pagerageung. Kenapa Desa Digital banyak yang belum masuk, karena kawasannya belum terbentuk.
“Karena untuk saat ini Desa Digital syaratnya harus berbasis kawasan antar desa, untuk sekarang minimal ada kerjasama minimal 2 Desa,” ujarnya.
“Setiap Desa Potensial untuk memperbaiki kondisi internet yang jelek, kalo desa mau menjalankan usaha secara mandiri, bahkan dibolehkan dari dana desa untuk infrastruktur telekomunikasi dan informasi,” lanjutnya.
Diskominfo juga saat ini memiliki Program pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat KIM.
“Kelompok informasi masyarakat ini dibentuk dari oleh dan untuk masyarakat dan dikukuhkan oleh Kepala Desa untuk memperkuat literasi digital warga,” jelasnya.
Jika Desa belum membentuk KIM kami berharap agar patriot Desa bisa mendorong pembentukan KIM di level Desa, yang salah satu tugasnya untuk menyebarkan informasi positif dari desa.
“Kami berharap dengan adanya Patriot Desa bisa memunculkan kisah baik, cerita inspiratif, dan potensi yang dimiliki oleh Desa,” pungkasnya.