Olah Sampah, Pemkot Bandung Terus Jajaki Metode Peuyemisasi

- Penulis

Rabu, 6 Maret 2019 - 03:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandung – Menjelang berakhirnya masa kontrak kerja sama dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berinovasi dalam mengolah sampah. Pemkot Bandung tak henti menjajaki beragam metode pengolahan sampah.

Selain Gerakan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan Sampah), Pemkot Bandung terus mencari cara agar sampah ‎bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi ataupun kebermanfaatan bagi masyarakat.

Salah satunya adalah, Pemkot Bandung intensif mencoba metode peuyeumisasi. Metode ini berupa pengolahan sampah yang diberi cairan khusus semacam bio activator dan diproses mirip pembuatan makanan khas sunda ‘peuyeum’.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Sopyan Hernadi menuturkan, proses peuyeumisasi dengan cairan ‎bio activator membuat volume sampah menjadi menyusut dan semakin padat. Setelah menyusut, sampah lalu diolah kembali menggunakan mesin hingga berubah jadi bahan bakar padat.

“Sampah dikasih semacam bio activator untuk memperlunak fisik sampah ibarat seperti peuyeum. Setelah agak lembut dicampurkan semacam perekat atau agregat, masuk ke mesin bisa menjadi semacam pelet atau briket,” kata Sopyan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Jalan Indramayu, Selasa (5/3/2019).

Baca Juga :  Garut Children Festival 2022, Beri Wadah Anak untuk Berkreasi

Sopyan menambahkan, proses peuyeumisasi menghasilkan bahan bakar padat berkualitas cukup baik. Bahkan cukup mumpuni untuk penggunaan skala industri.

“Kalau briket bisa dijadikan bahan bakar seperti kompor. Sedangkan pelet bisa untuk bahan bakar pabrik atau pembangkit listrik tenaga uap. Tapi memang lebih dianjurkan agar digunakan untuk mesin besar karena sudah ada teknologi penyaringan uap hasil pembakarannya nanti,” tambahnya.

Sopyan menjelaskan, untuk proses peuyeumisasi memerlukan waktu sekitar lima hari sebelum diproses menjadi bahan bakar. Selama proses itulah sampah berubah semakin lunak secara perlahan.

Metode peuyeumisasi merupakan metode paling efektif diterapkan di Kota Bandung. Sebab proses pengolahan tanpa harus memilah terlebih dahulu antara sampah organik dengan non organik.

“Peyeumisasi lebih ke mempercepat proses karena sampah tidak hanya organik tapi bisa mix, tercampur tapi tanpa melalui proses pembakaran. Kalau kaya kompos dan biodigester itu khusus organik, jadi harus ada pemilahan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Serapan APBD 2022 Kabupaten Garut Mencapai 95,3%

Dengan sejumlah keunggulan itulah Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana tertarik dengan metode peuyeumisasi. Terlebih, mengingat karakter sampah di Kota Bandung yang masih tercampur antara organik dan non organik ataupun sampah kering dengan basah.

‎”Kita mau melanjutkan program pengolahan sampah lewat peuyeumisasi. Ini salah satu metode pengolahan sampah,” katanya.

Sekalipun kepincut dengan metode peuyeumisasi, namun ia menyatakan, Pemkot Bandung tetap menjajaki beragam cara pengolahan lainnya. Hal ini sudah menjadi komitmen Pemkot Bandung dalam rangka menanggulangi persoalan sampah.

‎”Sebetulnya kita banyak metode, ada biodigester, komposting. Ini kan salah satu. Pada prinsipnya kita coba terus mana yang lebih baik,” katanya. (hkb/dpn/red)

Berita Terkait

Panwascam Banyuresmi Gelar Rakor Pengawasan Kampanye, Sinergitas Jadi Kunci Sukses
Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan
Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter
Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut
Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter
Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga
Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 4 Desember 2023 - 21:33 WIB

Panwascam Banyuresmi Gelar Rakor Pengawasan Kampanye, Sinergitas Jadi Kunci Sukses

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Kamis, 30 November 2023 - 20:18 WIB

Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Senin, 13 November 2023 - 21:48 WIB

Bantuan El Nino, Pemerintah Pusat Alokasikan Bantuan Beras

Senin, 13 November 2023 - 21:37 WIB

Ketahanan Pangan; 200 Ton Beras Tersedia untuk Masyarakat

Berita Terbaru

Harun Pria (kanan), Warmini (kiri) Pasangan lansia penjual kandang ayam asal kampung Cimaung Kidul, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Sosial

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam

Senin, 4 Des 2023 - 17:01 WIB

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB