New Normal: Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap

- Penulis

Senin, 8 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akhir-akhir ini di berbagai media bahkan di setiap grup chatting mulai dari grup keluarga hingga grup alumni membahas mengenai New Normal.

New Normal atau yang lebih dikenal dengan tata kehidupan baru tersebut menjadi perhatian setiap orang. Pandemi covid-19 benar-benar mengubah tatanan masyarakat dunia.

Upaya mengurangi penyebaran virus covid-19 tersebut, pemerintah pusat maupun daerah berupaya mengeluarkan berbagai kebijakan. Mulai dari social distancing, physical distancing, lock down, Work From Home (WFH) hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Setelah kurang lebih tiga bulan pemberlakuan berbagai kebijakan tersebut, pemerintah akhirnya menerapkan New Normal guna menjaga kestabilan ekonomi yang sebelumnya sempat terganggu.

New Normal, bukan berarti virus(pandemi) tersebut telah hilang dari muka bumi ini. Namun, justru ini yang seharusnya menjadi perhatian semua orang. Bahwa kita harus siap-siap bahkan terbiasa hidup berdampingan dengan virus tersebut.

Baca Juga :  PMII STITNU Al Farabi Pangandaran Bagikan Masker Secara Cuma-Cuma Di Pasar Pananjung

Artinya, setiap orang bisa terjangkit kapanpun dan kepada siapapun. Tetapi sayangnya kebanyakan dari kita menganggap enteng virus (pandemi) tersebut dan menganggap virus tersebut tidak mematikan.

Padahal, Rasulullah saw bersabda bahwa, “Barang siapa membahayakan orang lain maka Allah akan membalas bahaya kepadanya dan barang siapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkannya.” (HR al-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Itu artinya, agama pun telah menekankan bahwa kita harus tetap waspada terhadap apa yang terjadi dan jangan sampai membahayakan orang di sekitar kita.

Baca Juga :  Lima Panduan Beribadah di Tengah Wabah Menurut WHO

Dalam menyikapi New Normal tersebut, baiknya kita tetap waspada dan selalu mengikuti anjuran pemerintah dengan melaksanakan protokol kesehatan dimanapun termasuk di masjid pada saat melakukan shalat berjamaah.

Ketika masyarakat disiplin dengan semua yang dianjurkan pemerintah, maka dengan yakin pandemi ini akan segera berakhir. Agama mewajibkan kita untuk terus berikhtiar dan berdoa dalam setiap musibah yang sedang dihadapi.

Dan saat ini, ikhtiar yang dapat kita lakukan adalah dengan cara mematuhi setiap kebijakan yang diterapkan pemerintah. Kemudian berdoalah setiap waktu agar pandemi covid-19 ini segera berakhir.

Resa Rosanti                    (Perhumas Muda Bandung)

Berita Terkait

Pemilu dan Kesejahteraan Rakyat: Keterkaitan yang Tidak Boleh Dipisahkan
Keberhasilan Pemilihan Umum dan Peranan Strategis Desa sebagai Mitra Penggerak
Yayan Sopyani: Kasih Sayang Bagian dari Hak Anak
Pesan Kurban, Solidaritas Sosial dan Berbagi Kepemilikan
Liliwetan, Cara Nikmat Memaknai Kebhinnekaan dan Kebersamaan
Harapan pada Jargon Badan Pengawas Pemilu
Pengawasan Pemilu oleh Perempuan
Politisasi Ayat Agama dan Penyebabnya
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 November 2023 - 20:06 WIB

Pemilu dan Kesejahteraan Rakyat: Keterkaitan yang Tidak Boleh Dipisahkan

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 20:48 WIB

Keberhasilan Pemilihan Umum dan Peranan Strategis Desa sebagai Mitra Penggerak

Selasa, 25 Juli 2023 - 13:09 WIB

Yayan Sopyani: Kasih Sayang Bagian dari Hak Anak

Rabu, 5 Juli 2023 - 11:08 WIB

Pesan Kurban, Solidaritas Sosial dan Berbagi Kepemilikan

Sabtu, 17 Juni 2023 - 19:51 WIB

Liliwetan, Cara Nikmat Memaknai Kebhinnekaan dan Kebersamaan

Jumat, 26 Mei 2023 - 14:46 WIB

Harapan pada Jargon Badan Pengawas Pemilu

Jumat, 26 Mei 2023 - 14:29 WIB

Pengawasan Pemilu oleh Perempuan

Kamis, 25 Mei 2023 - 12:45 WIB

Politisasi Ayat Agama dan Penyebabnya

Berita Terbaru

Tugu Tugu di Kota Tasikmalaya (Foto: Istimewa)

Cek Fakta

Menelusuri Jejak Sejarah Lewat Tugu Ikonik Tasikmalaya

Minggu, 7 Jul 2024 - 10:17 WIB