Gentra Priangan – Indonesia dikenal memiliki beragam suku dan dan budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Suku Sunda adalah salah satu diantara suku bangsa yang tinggal di wilayah Jawa bagian barat dan provinsi Banten.
Masyarakat Sunda memiliki beragam kekayaan budaya serta kearifan lokal seperti semboyan hidup, pepatah, seni, dan juga tradisi.
Salah satu tradisi masyarakat Sunda yang bisa beradaptasi di zaman modern sekarang adalah tradisi Ngaliwet.
Ngaliwet adalah aktivitas memasak ala masyarakat Sunda yang disantap dengan alas daun pisang. Budaya ngaliwet sendiri sudah ada sejak zaman dahulu.
Sejarah Ngaliwet
Mengutip dari merdeka.com, ahli kuliner Universitas Gadjah Mada Prof Murdijati Gardjito mengatakan, bahwa awal mula tradisi ngaliwet merupakan cara masyarakat Sunda dalam menghemat pengeluaran karena mayoritas bekerja sebagai penggarap ladang.
“Karena orang zaman dulu yang tinggal di tanah sunda menempuh perjalanan jauh menuju ladang atau kebun, maka nasi liwet ini adalah menu bekal makan untuk menghemat yang nasinya disajikan bersamaan dengan lauknya dalam satu wadah, sehingga bisa awet dari pagi hingga siang, dan tinggal menghangatkannya menggunakan ketel,” jelas Prof Murdijati.
Cara Pembuatan Nasi Liwet
Kegiatan Ngaliwet pun bisa dibilang sederhana, biasanya diawali dengan pembuatan nasi yang dicampur dengan rempah seperi daun salam, sereh, garam, dan penyedap lain, oleh sebagian orang.
Kemudian sebagiannya lagi menyiapkan lauk pauk, mengambil daun pisang yang akan dijadikan alas makanan dan lain sebagainya. Setelah semuanya siap, maka hidangan makanan disantap bersama sama.
Perbedaan utama dari nasi liwet dengan jenis nasi yang lain ada di proses pembuatan dan penggunaan bumbunya.
Nasi liwet biasanya dimasak menggunakan ketel castrol yang dipanaskan di atas tumpukan kayu bakar, ranting pohon atau dibakar dengan api unggun.
Biasanya, masyarakat Sunda memiliki kompor tradisional bernama ‘hawu’ di dapur dapur mereka.
Meskipun alat masak di masa ini semakin canggih, namun masyarakat Sunda hingga saat ini masih nyaman menggunakan cara tradisional untuk melakukan kegiatan Ngaliwet yaitu dengan memanfaatkan alam sekitar seperti di kebun, hutan atau sungai.
Makna Ngaliwet Orang Sunda
Kegiatan Ngaliwet juga memiliki makna gotong royong. Hal tersebut bisa dilihat dari proses kegiatan Ngaliwet yang biasanya dilakukan secara bersama-sama ada yang bertugas membut nasi liwet memasak lauk pauk atau sekadar mencari alas daun pisang.
Ngaliwet ala Sunda biasanya disantap setelah melakukan aktivitas bersama-sama seperti kerja bakti dan kumpul-kumpul atau sebagai bentuk rasa syukur.
Tujuan dari ngeliwet ini adalah untuk mempererat kebersamaan, keakraban, dan kekeluargaan lewat makan-makan.