Siapa yang tidak tahu dengan Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami,
Pondok Pesantren Sindangsari Al-jawami merupakan sebuah Pesantren tradisonal yang cukup terkemuka di jawa Barat.
Pesantren ini terletak di Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung. Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami didirikan oleh seorang ulama besar yaitu Asy-syaikh K.H Muhammad Sudjai pada 03 mei 1931.
Kyai Muhammad Sudja’i adalah seorang ulama, pendidik dan pejuang islam yang mempunyai kredibelitas tinggi terhadap agamanya. Beliau merupakan anak ke empat dari 4 bersaudara yang merupakan keturunan dari pasangan K.H ghazali dan Hj Siti yang berasal dari Cirebon.
Pada awalnya pesantren ini dinamai Pesantren Sindangsari namun pada tahun 1977 bersamaan dengan diselenggarakannya lembaga pendidikan formal, nama pesantren ini diubah menjadi Pesantren Sindang Sari Al-Jawami.
Tambahan kata Al-Jawami dengan alasan yaitu nama ini merupakan nama dari sebuah kitab yang disenangi oleh beliau yaitu kitab Usul Fiqih “ Jam’ul Jawami” dengan demikian beliau menamai pondok pesantren yang didirikannya menjadi Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami.
Seiring berjalannya waktu, di Pesantren Sindangsari Al-Jawami didirikan pula lembaga pendidikan formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) , Madrasah Aliyah ( MA) yang dalam pembangunannya dipimpin oleh K.H.R Totoh Abdul Fatah dan hingga sekarang berdiri pula Perguruan Tinggi (STAI YAPATA Aljawami)
Kh. Imang abdul hamid sebagai salah satu anak dari pendiri Pesantren Sindangsari Aljawami yaitu Kyai Muhammad Sudja’i, kini meneruskan estafet kepemimpinan pesantren ini. Beliau sosok kyai besar yang dikenal dengan keramahannya, budi pekerti yang luhur serta menjadi panutan bagi santri-santri di Pesantren Sindangsari Aljawami.
Pesantren Sindangsari Al-Jawami adalah pesantren berbasis tradisional atau yang biasa disebut dengan pesantren salaf atau salafiyah, dimana seluruh santri mengkaji kitab-kitab kuning.
Sebagian besar santri Aljawami adalah mahasiswa. Letak pesantren yang strategis dan dikelilingi oleh perguruan-perguruan tinggi membuat hampir 90 persen santri Aljawami adalah mahasiswa atau pelajar. Metode belajar yang diajarkan di pesantren ini adalah metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Setiap minggunya para santri melakukan proses belajar mengajar dimana santri membaca kitab yang dikaji didepan ustadz atau kyai, atau hal ini yang dimaksud dengan metode sorogan wetonan.
Kemudian metode klasikal dimana setiap dalam proses mengaji santri akan belajar secara langsung dari ustadz atau kyai, dimana kyai atau ustadz mengkaji dan membaca kitab yang diajarkannya dan santri menyimak, mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru ngajinya.
Pesantren Sindangsari Aljawami berkultural Nahdatul Ulama (NU) dengan kekhasan fiqih bermadzhab Syafi’Ii, dimana amaliyah rutin yang dilakukan santri yaitu melakukan pembacaan kitab maulid, pembacaan yasinan dan marhabaan pada malam jumat, membaca qunut pada shalat subuh serta melakukan peringatan isro’ Mi’raj dan lainnya.
Dalam proses belajar, santri Aljawami mengkaji kitab-kitab kuning, dalam memahami kitab bahasa arab santri memakai sistem makna gundul dan makna terjemahan bebas sekaligus.
Penguasaannya lebih mantap terhadap ilmu gramatika bahasa arab seperti ilmu nahwu, Sharaf secara mendalam karena ilmu-ilmu tersebut dipelajari serius dan menempati porsi cukup besar dalam kurikulum pesantren ini.
Disamping itu, ada yang berbeda dalam kepengurusan pesantren ini, dimana hak pendidikan dan sistem pendidikannya diserahkan penuh kepada Dewan Santri (DESAN) atau kepada santri yang dipercayai oleh pemilik pesantren secara langsung.
Pesantren ini memfasilitasi santrinya untuk menyalurkan hobi dan bakatnya.
Hal ini terlihat dalam hadirnya berbagai ekstrakulikuler diantaranya yaitu Corp Dakwah Santri Aljawami (CDSA), Asosiasi Filologi Aljawami, Als Suja dan Dewan Santri (DESAN).
Corp Dakwah Santri Aljawami merupakan suatu lembaga untuk mewadahi minat dan bakat santri Aljawami dalam dunia berdakwah. Asosiasi Filologi Aljawami merupakan lembaga yang berhubungan dengan pernaskahan dalam hal ini akan mengasah bakat para santri dalam membaca dan menulis naskah dengan baik. Als Suja merupakan nama dari kelompok Marawis dan Hadroh Aljawami, hal ini bermanfaat bagi para santri guna mempersiapkan santri Aljawami yang menguasai dibidang seni islami.
Dewan Santri merupakan organisasi untuk mengelola sistem pendidikan di Pesantren Sindangsari Aljawami dan keseluruhannya.
Santri Aljawami disiapkan sebagai santri siap guna, hal ini ditandai dengan kegiatan rutinan yang diadakan setiap tahunnya, dimana para santri akan dsiapkan terjun langsung dalam kegiatan Karya Nyata Santri (KNS). Seluruh Santri melakukan pengabdian kepada masyarakat selama sebulan dan dimanfaatkannya untuk mengamalkan ilmu yang telah diterima selama di pesantren.
Santri Aljwami diharapkan menjadi santri yang bisa memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar dan menjadi agen perubahan kepada arah positif.