Gentra Priangan – Gempa bumi yang terjadi baru-baru ini terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat mencapai Magnitudo 6,4. Gempa Garut yang terjadi pada Sabtu (3/12/22).
Akibat guncangan yang cukup besar ini membuat kepanikan di masyarakat sebab kekuatan Gempa ini lebih besar dari pada gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 dengan Magnitudo 5,6.
Bagi sebagian Sobat Gentra mungkin ada yang bertanya apa itu ? Magnitudo (M) adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa. Makin besar Magnitudonya makin besar pula kekuatan gempa atau dampak dan tergantung pula pada titik kedalaman gempa.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG) menggunakan Skala Richter (SR) untuk mengukur kekuatan gempa. Penggunaan skala Magnitudo ini dianggap lebih akurat.
Dikutip dari laman Michigan Technological University, Amerika Serikat, skala Magnitudo dapat digunakan untuk menggambarkan gempa bumi yang sangat kecil sehingga dinyatakan dalam angka negatif. Skala ini ini juga tidak memiliki batas bagian atas.
Magnitudo didasarkan pada skala logaritmik (basis 10). Artinya, untuk setiap bilangan bulat yang kita naikkan pada skala Magnitudo, amplitudo gerakan tanah yang direkam oleh seismograf naik sepuluh kali lipat.
Dengan menggunakan skala ini, gempa berkekuatan 5 akan menghasilkan sepuluh kali tingkat guncangan tanah dibandingkan gempa berkekuatan 4 (dan sekitar 32 kali lebih banyak energi yang akan dilepaskan).
Skala magnitudo dapat digunakan untuk menggambarkan gempa bumi yang sangat kecil sehingga dinyatakan dalam angka negatif. Skala juga tidak memiliki batas atas. Gempa bumi terbesar yang tercatat terjadi di sepanjang zona subduksi di Chili pada tahun 1960. Gempa itu berkekuatan 9,5, tetapi gempa bumi yang lebih besar mungkin terjadi. Untungnya, gempa bumi besar jauh lebih jarang terjadi daripada gempa kecil.
Berikut skala Magnitudo yang menggambarkan besarnya gempa bumi dan dampaknya terhadap bumi.
Skala Magnitudo dan Dampaknya
2.5 atau kurang : Biasanya tidak dirasakan, tetapi dapat dicatat dengan seismograf
2.5 sampai 5.4 : Seringkali dirasakan, tetapi hanya mengakibatkan kerusakan kecil
5.5 sampai 6.0 : Menyebabkan kerusakan ringan terhadap bangunan
6.1 sampai 6.9 : Mengakibatkan banyak kerusakan di daerah padat penduduk
7.0 sampai 7.9 : Termasuk gempa besar yang mengakibatkan kerusakan serius
8.0 atau lebih : Gempa besar. Dapat menghancurkan wilayah dekat pusat gempa
Selain skalanya, dampak gempa juga dipengaruhi lokasi dan episentrum atau pusat gempa. Gempa Cianjur sebagai contoh, kendati Magnitudonya lebih kecil dibandingkan dengan Gempa Garut, tapi menimbulkan kerusakan dan korban yang lebih banyak.
Berbagai sumber.