Setiap anak adalah aset bagi bangsa, negara, agama dan keluarga. Langkah kaki mereka adalah harapan yang menjulang tinggi tak terhingga. Ada jutaan doa yang amat indah di dalam dada setiap orangtua bagi anak-anaknya. Lantas apakah kita selaku orang dewasa maupun orangtua telah benar-benar menjaga mereka sebagai sesuatu yang amat berharga?
Senin, 5 Agustus 2019 saya berkesempatan untuk bergabung dalam KulWap (Kuliah Whatsapp) dengan narasumber yang luar biasa yaitu, Kak Eka Wardhana. Beliau adalah founder dan owner PT Rumah Pensil Publisher. Beliau juga seorang penulis. Sekitar lebih dari 450 judul buku anak yang telah beliau tulis. Dunia parenting dan anak-anak adalah dua hal yang tak pernah lepas dari beliau. Berbagai seminar, workshop dan diskusi mengenai dunia parenting dan anak-anak telah beliau isi, termasuk KulWap yang saya ikuti kali ini yang membahas mengenai “Bagaimana Menghindari Jebakan Pornografi Pada Anak?”
Pada pembukaan KulWap, Kak Eka menjelaskan apa itu pornografi. Setelah itu beliau mengatakan, Harian Radar Bogor melansir bahwa situs pornografi anak melibatkan 18.747 anak. Jumlah anak yang jadi korban eksploitasi seksual mencapai 100-150 ribu anak. Sedangkan belanja pornografi tidak kurang dari Rp. 50 triliun per tahun. Angka yang sangat fantastis bukan?
“Tapi Ayah dan Bunda, menjadi korban hanyalah bagian kecil dari kejadian yang dialami anak di dunia pornografi. Bagian besarnya justru mereka juga jadi penikmat pornografi. Ini sangat mengerikan,” ungkap Kak Eka.
Ketertarikan saya pada materi yang baru saja dibuka ini langsung saja menggunung sekaligus ketar-ketir membayangkan para orangtua yang semakin khawatir pada anak-anak mereka.
Banyak sekali kasus pornografi yang menimpa kalangan anak-anak. Seperti munculnya video asusila yang diperankan oleh sepasang anak berusia 10 tahun. Ada juga modus baru , yaitu menjebak anak ke dalam pornografi melalui WhatsApp Video Call Sex. Bahkan ada juga pasangan suami istri yang sengaja mempertontonkan adegan vulgar kepada anak-anak dengan memungut bayaran sekitar Rp.5000 sampai Rp. 10.000. Duh, hati saya semakin teriris membaca fakta yang terjadi pada anak-anak tersebut.
Kita semua jelas tahu bahwa pornografi memiliki dampak yang amat buruk terutama bagi anak-anak. Kak Eka memaparkan dampak buruk menikmati pornografi pada anak diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kecanduan
Berbagai konten pornografi yang muncul melalui iklan, media sosial, games, film, video klip, ataupun tontonan di atas awalnya akan membangkitkan rasa penasaran terlebih dahulu pada anak, bahkan saat tidak sengaja melihat sekalipun. Rasa penasaran inilah yang menjadi dorongan anak-anak untuk melihat lebih banyak konten pornografi lainnya.
Selain itu, kecanduan ini dipicu oleh pengeluaran hormon dopamin pada otak sehingga akan menimbulkan perasaan bahagia ketika menonton konten pornografi. Bila tidak segera dicegah, bukan tidak mungkin kecanduan terhadap konten pornografi dapat terjadi pada anak.
2. Merusak Otak
Pornografi dapat merusak otak anak, tepatnya pada salah satu bagian otak depan yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC). Hal ini disebabkan karena bagian PFC yang ada di otak anak belum matang dengan sempurna. Jika bagian otak ini rusak, maka dapat mengakibatkan konsentrasi menurun, sulit memahami benar dan salah, sulit berpikir kritis, sulit menahan diri, sulit menunda kepuasan, dan sulit merencanakan masa depan.
3. Keinginan mencoba dan meniru
Dampak lain yang dirasakan anak setelah melihat pornografi adalah keinginan untuk mencoba dan meniru. Ini berkaitan dengan terpengaruhnya mirror neuron. Mirror neuron adalah sel-sel otak yang mampu membuat anak seperti merasakan atau mengalami apa yang ditontonnya, termasuk pornografi. Hal ini dapat mendorong anak untuk mencoba dan meniru apa yang dilihatnya.
4. Mulai Melakukan Tindakan Seksual
Jika tidak diawasi, anak-anak yang terpapar pornografi ini bisa saja mencoba melakukan tindakan seksual untuk mengatasi rasa penasarannya. Apalagi jika mereka sudah remaja, jika tidak diberikan pendidikan dan pemahaman seksual yang baik, keinginan melakukan tindakan-tindakan seksual sulit dicegah.
Singkat cerita, dari pemaparan luar biasa yang beliau berikan, saya mengambil kesimpulan bahwa penggunaan gadget adalah peluang terbesar bagi anak-anak untuk mengakses situs-situs yang kurang baik sehingga terjadilah beragam kasus pornografi . Kak Eka menyarankan agar dilakukan diet gadget. Namun sayangnya pada masa kini banyak sekali anak-anak yang sulit sekali untuk lepas dari gadget. Eitsss, tunggu dulu ! Kak Eka memberikan tips diet gadget pada anak diantaranya yaitu :
1. Kurangi sedikit demi sedikit waktu menggunakan gadget, sampai maksimal 2 jam per hari.
2. Jika mengurangi sedikit demi sedikit ini tidak berhasil, larang gadget sama sekali.
3. Mengarahkan anak pada kegiatan di luar ruangan seperti berolah raga, mencari serangga, dan lain-lain.
Selain dengan melakukan diet gadget sebagai upaya menghindari anak dari jebakan pornografi, Kak Eka juga menyarankan agar menambah family time dan quality time, menjadikan buku sebagai alternatif untuk mengisi kegiatan anak, dan tak lupa juga untuk menjelaskan mengenai pendidikan seks.
Jika pornografi meracuni kehidupan putra putri bangsa ini, akankah negeri ini menerbitkan kemilaunya lagi? Jika anak-anak negeri ini hancur karena pornografi, siapakah yang akan mengharumkan bumi pertiwi di masa depan nanti? Karenanya, marilah kita bersama-sama lindungi anak-anak dari jebakan pornografi.
Salam dari saya yang masih merangkak untuk memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitar, termasuk melalui tulisan ini. Semoga bermanfaat.