Garut – Peserta Wanoja Desa, Saina Anwari ingin meningkatkan identitas wisata Gunung Wayang yang terletak di Desa Depok, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut.
Saina Anwari belakang ini diketahui merupakan seorang Mahasiswi jurusan Jurnalistik, Ilmu Komunikasi di Universitas Garut.
Melalui keahlian dibidang studinya, Saina tentu ingin lebih mengenalkan potensi lokal yang ada di tempat tinggalnya.
Saina Anwari Herliansyah mengaku, jika sebenarnya tempat dirinya tinggal ini merupakan daerah yang indah.
Keindahan alam tempat tinggal keluarganya itu merupakan daerah yang asri, sehingga cocok untuk dijadikan destinasi wisata berbagai kalangan usia.
“Kampung halaman saya indah, kalo sekarang sedang trend istilah healing, nah Desa Depok ini cocok untuk jadi pilihan anak muda healing,” ungkap Saina saat diwawancarai oleh gentrapriangan, Selasa (14/2/2023).
Keindahan dan potensi yang terdapat di desa Depok, belum begitu dimaksimalkan oleh masyarakat. Terutama orang muda yang memiliki ide baru dan trobosan lebih maju.
“Tidak begitu banyak orang muda yang mau tampil untuk ikut memajukan potensi disana, padahal orang muda ini kan reverensinya lebih segar,” ungkap Saina.
Sehingga msnurutnya ketika anak muda dilibatkan dan mau terlibat, akan membuat suatu konsep yang lebih menarik, memiliki kebaruan yang lebih relevan dengan kondisi yang sekarang.
Saina menuturkan, jika wisata yang menjual untuk orang luar (wisatawan luar negeri dan luar kota), merupakan wisata yang asri dan alami, karena mereka tidak mendapatkannya di tempat tinggal mereka.
“Terutama konsep wisata yang asri, karena warga kota khususnya datang ke kampung itu pasti akan mencari lokasi wisata yang alami,” jelasnya.
Menurut Saina, anak muda memiliki kemampuan lebih pada soal selera arsitektur dan keindahan, karena mereka mudah mencari referensi di sosial media.
“Namun peran orang muda disini masih minim, melalui Wanoja Desa saya bertekad ingin berkontribusi lebih banyak terhadap kemajuan Desa,” tuturnya.
Saina menganggap, jika pembangunan harus dimulai dari sektor paling dekat, salah satunya dimulai dari Desa. Karena menurutnya, kemajuan negara harus dimulai dari perkembangan masyarakat Desa.
“Dimulai dari sektor yang paling dekat dengan kita, ya Desa. Membangun negara itu harus dari Desa, ketika masyarakat Desa memiliki kualitas, tentu akan berpengaruh terhadap lingkup lain yang lebih besar,” ucapnya.
Ada begitu banyak potensi alam yang bisa digali untuk bisa menarik banyak wisatawan, salah satunya Gunung Wayang.
Gunung Wayang ini sudah menjadi ikon Garut Selatan, terutama daerah Pakenjeng. Dan letak geografisnya berada di Desa Depok.
Dengan beragam cerita masyarakat, Gunung Wayang memiliki pesona tersendiri untuk menarik wisatawan, hanya saja, perlu ada hal yang membuat wisatawan lebih tertarik untuk datang dan memiliki pengalaman berharga ketika datang ketempat ini.
“Gunung Wayang yang letaknya di Desa Depok ini sudah menjadi ikon bagi Pakenjeng, namun belum ada trobosan baru untuk membangun karakter tempat ini,” katanya.
Salah satunya dengan konsep wisata berbasis kearifan lokal, bagaimana di area Gunung Wayang itu dibagun sebuah tempat edukasi terkait karakter tempat tersebut, yaitu wayang.
Edukasinya bisa berupa, bagaimana sejarah wayang di tatar Nusantara, kemudian bisa juga menghadirkan beragam tokoh wayang, tokoh dalang, pengiring musik saat pentas wayang, dan lain sebagainya.
Selain itu, pemuda lokal juga bisa diikut sertakan untuk dilatih, bagaimana mereka memiliki pengetahuan tentang pawayangan Nusantara.
Sehingga ketika wisatawan datang ketempat ini, mereka mendapatkan edukasi, pengetahuan, dan pengalaman baru.
“Jika dibangun dengan karakter, bagaimana Gunung Wayang ini diikuti oleh literatur pawayangan Nusantara, entah itu dibuatkan museum dibawah gunung wayang,” ujarnya.
Sehingga bisa menjadi sebuah paket wisata edukasi yang unik, bagaimana wisatawan bisa merasakan sensasi belajar wayang di Gunung Wayang.
Kemudian, wisatawan juga bisa diajak menuju tempat kerajinan, area pertanian yang secara landskap sangat memanjakan mata.
“Ada beberapa pengrajin yang menjadikan bambu sebagai bahan dasar disana, kemudian ada grup kesenian Sunda, dan ada beberapa petani milenial yang bisa dimaksimalkan disana,” kata Saina.