Garut – Sudah hampir separuh hidup dari tangan Muhammad Tohari, atau biasa akrab dipanggil dengan sebutan Mang Oha meracik adonan martabak manis yang biasa Ia sajikan dengan tungku minyak tanah di Jalan Ahmad Yani dekat Masjid Wakaf Sukaregang Garut.
Dinginnya malam tak lantas membuat tubuh lelaki paruh baya ini pulang kerumah menghangatkan badan, Ia akan senantiasa setia menemani para pelanggan yang membeli martabak mini buatan tangannya.
“Biasanya kalo jualan dimulai dari siang, kalo badan sehat pasti Ashar sudah ada disini, pulang kerumah kalo udah sepi pembeli, kadang jam 11 masih disini, pokoknya Mang Oha belum pulang kalo pembeli belum pulang, atau kalo adonan sudah habis baru pulang” ucap Mang Oha kepada Gentrapriangan.com, Sabtu (15/10/2022).
Keramahan Mang Oha bisa dirasakan oleh setiap pembeli yang berkunjung ketempatnya, bukan hanya kepada pelanggan setia saja, Ia tidak pernah lupa menawarkan teh hangat kepada siapapun yang datang.
Hanya sedikit memang varian rasa yang disajikan Mang Oha, hanya ada rasa Coklat, Susu, Pisang, atau boleh di mix dari ketiganya. Harganyapun terbilang sangat ramah di saku, dengan membawa uang Rp, 5 Ribu kita sudah mendapatkan dua potong martabak, artinya satu marabak bisa dibeli dengan harga Rp,2.500 saja.
Hampir setiap malam martabak manis Mang Oha menemani candaan anak muda Garut yang biasa nongkrong di Sukaregag, menurut Mang Oha sendiri, Ia sudah hampir tidak pernah menonton sinetron televisi lagi dirumah. Bahkan, sudah jarang lagi menyaksikan Persib Bandung, tim sepak bola kebanggannya bertanding.
“Kalo ada anak-anak disini nongkrong biasanya suka nonton sedikit dari HP, ya tau lah intinya kalo Persib menang atau kalah,”ungkapnya.
Martabak mini Mang Oha ini memang sudah legendaris bagi masyarakat Garut Kota, terutama bagi anak-anak yang sempat bersekolah di SMPN 3 Garut. Martabak Mang Oha seakan menjadi saksi bisu kisah cinta monyet para alumni SMPN 3 Garut.
Ia biasa berjualan dengan menggunakan gerobak berwarna biru, lengkap dengan aneka ragam kopi dan rokok yang bisa kita beli untuk menjadi pendorong nikmatnya martabak manis yang legendaris ini.
Mang Oha biasa berjualan tepat di samping gapura SMPN 3 Garut, makannya tidak heran jika alumni SMPN 3 Garut memiliki cerita sendiri dengan martabak manis dari Mang Oha ini. Ia juga menceritakan jika langganannya bahkan ada yang sudah memiliki anak, seakan martabak ini menjadi salah satu pengingat para alumni untuk bernostalgia kembali.
Mang Oha sudah berjualan sejak tahun 1971, sebelum Ia memutuskan untuk menetap di samping gapura SMPN 3 Garut, Mang Oha muda sempat berjualan keliling dengan cara di pikul. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan usia Mang Oha yang semakin menua, Ia memilih untuk menetap saja berjualan di samping gapura SMPN 3 Garut.
Uniknya, martabak ini dibuat dengan tungku kompor minyak tanah, meski sekarang harganya sudah sangat mahal, namun Mang Oha masih tetap menggunakan kompor itu untuk menjaga cita rasa dari martabaknya, Ia biasanya menghabiskan 1,5 liter minyak tanah untuk berjualan selama satu hari.
“2 kompor itu belanja 2 liter, tapi jarang habis, ya 1,5 liter lah sehari. 1 liternya itu Rp 14 Ribu, kalo dulu pas awal jualan, harga minyak tanah itu Rp 3,5 rupiah, sekarang meskipun mahal gapapa, asalkan ada, kalo mahal tapi ga ada kan nanti Mang Oha tidak bisa makan,” Ucapnya.
Selain untuk menjaga cita rasa, sebenarnya Mang Oha juga sempat mencoba berjualan menggunakan kompor gas, namun yang terjadi malah membuat jualannya tidak aman. Tabung gas yang Ia gunakan berjualan harus hilang saat dirinya melaksanakan sholat.
“Pernah pakai kompor gas, tapi tidak aman, pas ditinggal sholat ke mesjid, eh ilang,” ungkapnya.
Berjualan selama 51 tahun tentunya menemukan beragam cerita unik yang bisa Mang Oha simpan di ingatannya. Selain kisah cinta monyet remaja SMP, Mang Oha juga sering mendapatkan kejadian tidak mengenakan, salah satunya di tipu pelanggan dengan uang palsu. Namun, meskipun begitu, pria yang senantiasa mengajak bicara para pembelinya ini selalu mengikhlaskan kejadian buruk yang menimpa dirinya.
Dibalik sikap baiknya ini, Mang Oha yang dikenal sering melemparkan senyum kepada para pembeli juga ternyata seorang yang memiliki hobi mengkoleksi uang kuno dan uang luar negeri. Ia menyimpan dengan baik beragam uang yang Ia anggap unik di kantong miliknya.