Gentrapriangan- Ketupat merupakan makanan khas asal Indonesia yang menjadi hidangan wajib setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tidak lengkap rasanya apabila saat lebaran, tidak tersaji ketupat di meja makan.
Ketupat terbuat dari beras yang terbungkus dengan anyaman daun kelapa muda dengan isian bumbu khas. Biasa berpadu dengan opor ayam, rendang atau hidangan lainnya. Namun, makanan ini memiliki filosofi yang dalam, yang menjadikannya lebih dari sekedar makanan khas.
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh salah seorang wali songo yang sangat terkenal di Pulau Jawa, yakni Sunan Kalijaga. Dalam penyebarannya, Sunan Kaliaga memperkenalkan budaya yang kemudian terkenal dengan “Ba’da Kupat” pada masyarakat Jawa.
Dalam Bahasa Jawa, kata ketupat atau kupat merupakan akronim dari kata “Ngaku Lepat” yang artinya mengakui kesalahan. Saat hari raya Idul Fitri, harapannya umat islam mau mengakui kesalahan dan kekhilafan yang telah berlalu juga memaafkan kesalahan orang lain.
Ngaku lepat ini bersamaan dengan tradisi sungkeman yang mengajarkan kita betapa pentingnya menghormati orang tua, intropeksi kesalahan diri pribadi, bersikap rendah hati, serta memohon ampunan dan keihlasan dari orang lain, terutama orang tua.
Sebagai makanan yang populer saat lebaran, ketupat pun menjadi simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia. Filosofi ini tercermin dari bagaimana cara membuat makanan ini, yaitu dengan cara merajut daun kelapa muda yang melambangkan kesatuan dalam perbedaan.
Ketupat merupakan wujud dari persatuan, kerukunan, serta kebersamaan, yang selalu ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, juga melambangkan rasa syukur serta kesederhanaan. Bahan dasarnya yang hanya beras dan daun kelapa muda yang banyak tersedia dan sangat sederhana.
Beberapa makna filosofis yang terkandung dalam ketupat ini sebaiknya tidak hanya berlaku saat hari raya Idul Fitri saja, namun juga bisa aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Makanan ini mengajarkan kita untuk mengakui kesalahan, saling memaafkan, bersyukur, sederhana, dan juga tentunya menghormati orang tua.