Perasaan di cintai dan di perhatikan adalah salah satu dari kebutuhan dasar manusia. Tapi apa jadinya ketika hal ini malah di manfaatkan untuk menjebak kamudalam hubungan yang “salah”. Love Bombing jika di jelaskan secara sederhana ialah pemberian cinta kepada pasangan (atau calon pasangan) secara berlebihan yang tujuannya untuk memanfaatkan atau memanipulasinya. Jadi ada maksud tersembunyi dari cinta yang
di berikan.
Love bombing juga diartikan sebagai tindakan fisik maupun verbal berupa kasih sayang berlebih yang diberikan pasangan. Orang yang melakukan love bombing dapat membombardir kamu dengan hadiah, perhatian, pujian, dan kasih sayang yang terlalu lebay.
Love Bombing banyak di lakukan oleh seorang pelaku yang memiliki sifat Manipulator, Narsistik, bahkan sosiopath. Dan ketika kita menerima “cinta” yang di berikan secara berlebihan, pada akhirnya kita akan terjebak dalam hubungan yang sulit untuk di akhiri, walaupun hal tersebut sudah menyakiti diri sendiri.
Seseorang yang menjadi korban dari “Love Bombing” banyak mendapati pasangannya melakukan kekerasan secara fisik, verbal bahkan perselingkuhan, tapi tetap memaafkan dan kembali kepada pasangannya tersebut.
Tujuannya ialah untuk memanipulasi hubungan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Pelaku love bombing menciptakan hubungan yang terlalu penuh cinta yang menyebabkan kamu tidak peka terhadap maksud dari perbuatan tersebut.
Bahayanya
Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, bahaya love bombing dapat menyebabkan kamu merasa bingung dan terkekang. Kamu kan menjadi bertanya-tanya apakah yang dialami ini memang bentuk kasih sayang yang diberikan atau perilaku yang mengganggu.
Pada umumnya, love bombing terjadi di fase awal sebuah hubungan saat masa pendekatan alias PDKT.
Kamu akan menganggap pasangan tersebut adalah orang yang menarik karena sangat perhatian dan membanjirimu dengan pujian,
Tindakan manipulatif ini juga sering terjadi saat konflik di dalam hubungan terjadi, baik ketika bertengkar atau putus.
Tak jarang, tindakan love bombing ini sering ditemukan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Pasangan kamu akan bersikap sangat dramatis seperti menyatakan bahwa dia sangat mencintaimu dengan tujuan agar tetap menjalin hubungan dengannya.
Walaupun demikian pelaku love bombing tidak akan mengubah perilaku mereka.
Dia kemudian akan kembali menciptakan hubungan yang penuh kasih sayang sehingga kamu akan merasa nyaman dan tidak menyadari maksud di balik perbuatannya.
Akan tetapi, lama-kelamaan pelaku akan semakin cemburuan, menuntut, mendominasi, sehingga membuat kamu kewalahan. Jika kamu menolak, pelaku akan mengungkit segala sesuatu yang sudah dia berikan kepadamu.
Berikut ini beberapa ciri dari perilaku “love bombing” yang perlu di waspadai :
• Memberikan segala sesuatunya berlebihan.
Contoh : Memuji terus menerus, memberikan hadiah berlebihan.
• Terus menerus meyakinkan “korbannya” bahwa dirinya adalah satu-satunya.
• Terlalu cepat mengungkap perasaan dan komitmen tanpa perlu mengenal satu
sama lain.
• Membuat seolah-olah kamu sangat membutuhkan dia dan berusaha tampil sesempurna mungkin tanpa cela.
• Tidak suka ketika kamu menerapkan batasan dalam hubungan.
Tahapan terjadinya “Love Bombing” yang perlu kamu kenali :
• Idealization : Memberikan perhatian terus menerus tanpa henti, membuat komitmen
cepat dan meyakinkan kamu bahwa adalah satu-satunya yang di cintai.
Devaluation: Setelah mendapatkan kepercayaan yang di inginkan, pelaku biasanya mulai memanipulasi, menjauhkan kamu dari orang dekat serta merendahkan kamu.
• Discard : Ketika pelaku sudah mulai bosan dan mendapatkan apa yang ia inginkan, ia akan menghilang atau membuangmu sehingga menyebabkan perasaanmu menjac
hancur.
Cara melepaskan diri dari jebakan cinta “Love Bombing.”
Ankiaudantonius dan psikologid Menyadari: Mulai mengenali tanda-tanda
dari hubungan yang tidak sehat.
• Refleksi dan Evaluasi : Mulai merenung, berpikir ke dalam dan melakukan percakapan dengan dirimu sendiri. Apakah hubungan yang kamu jalani ini menyakiti diri?
• Memperoleh Support System dari orang terpercaya: Berceritalah terhadap sahabat
ataupun keluargamu, validasi perasaanmu dengan pengamatan dari oranglain yang
mungkin lebih logis dan objektif.
• Meminta Bantuan Profesional : Ada beberapa waktu dimana kamu memerlukan
langkah nyata serta pemulihan dari luka yang mungkin sudah di ciptakan dalam hubungan