Gentrapriangan- Halo sob, hari ini saya akan berbagi rasa melalui cerita. Kali ini tentang kegiatan liliwetan yang bisa bermakna untuk ke-Indonesiaan.
Lah, kok bisa? Bisa dong. Makanya kalo makan jangan cuma tahu kenyangnya doang dong hehe
Oke, langsung saja baca artikel ini sampai tamat ya.
Liliwetan/ Ngaliwet merupakan kegiatan pembuatan dan makan bersama nasi liwet (nasi bumbu, tanpa santan). Memasaknya menggunakan kastrol (semacam panci), dan tersaji secara memanjang di atas alas daun pisang.
Sebagai pelengkap, nasi liwet ini juga menyantapnya bersama lauk-pauk yang menambah kenikmatan cita rasa tersendiri, seperti; lalaban, timun, sambal, cabai, tahu, tempe, ikan asin, oseng kangkung, kerupuk, dan lain sebagainya.
Makan nasi liwet ini agaknya tidak akan sempurna bilamana hanya memakannya sendiri.
Karena, mulai dari setiap tahapan pelaksanaannya sarat akan makna ke-Indonesiaan. Apa saja pesan dan maknanya?
Yuk kita simak
Kebhinnekaan
Keberagaman bumbu-bumbu serta lauk-pauk yang turut melengkapi nasi liwet menjadi harmoni cita rasa khas ketika mulai mendarat di mulut.
Anugerah Tuhan dari perut Ibu Pertiwi tengah dinikmati melalui tangan-tangan ajaib yang pandai mengolahnya menjadi salah satu alasan bersyukur tinggal di tanah Nusantara.
Kebersamaan & Kekompakan
Pembagian tugas dalam prosesnya, mulai dari mengumpulkan alat dan bahan, menanak nasi, memasak lauk-pauk, mempersiapkan alas daun pisang untuk makan, hingga duduk sejajar bersama ketika makan adalah simbol kekuatan dan kebersamaan.
Proses-proses tersebut menggambarkan pentingnya kebersamaan dan kekompakan untuk dijaga dan diwariskan.
Toleransi
Perbedaan waktu luang antar teman untuk agenda liliwetan, terkadang menjadi penyebab liliwetan menjadi agenda wacana semata.
Meskipun demikian, ketidak sempurnaan serta ketidak hadiran beberapa teman dalam acara liliwetan tidak menjadi penyebab perpecahan, kita tetap saling memahami dan berusaha mengerti keadaan.
Perdamaian
Hangatnya kebersamaan serta tawa canda yang mewarnai setiap tahap dalam liliwetan menjadi serangkaian memori yang indah untuk dikenang, ada rasa aman dan damai dibalik tawa bahagia ketika mengingatnya suatu hari.
Kepedulian terhadap Alam
Dengan beralas daun pisang serta bahan-bahan makanan yang alami, setiap individu tidak menyumbang sampah plastic atau semacamnya dari bekas kemasan makanan. Sehingga secara tidak langsung ia sudah berperan menjaga alam dengan tidak menjadi orang yang konsumtif. Selain itu, makan dengan alas daun pisang memiliki rasa khas dan kenikmatan tersendiri dibanding menggunakan wadah plastik, steroform, dan lain sebagainya.
Makanan yang tidak habis kerap kali menjadi pakan peliharaan, semisal bebek, kucing, ayam, dan lain sebagainya.