Garut – Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, lakukan larangan bermain Latto-latto bagi siswa melalui surat imbauan bernomor DK.04.01/48-Disdik.
Permainan Latto-latto semakin digemari oleh anak-anak di Indonesia, namun ternyata hiburan jadul ini menyimpan ancaman bahaya.
Latto-latto yang berbahan dasar plastik padat ini memiliki bobot yang lumayan berat, jika terkena area sensitif tentu akan mengakibatkan cidera yang berbahaya.
Dalam surat imbauan bernomor DK.04.01/48-Disdik tersebut, berisi mengenai imbauan yang pengawasan secara khusus kepada siswa oleh para orang tua dan pihak sekolah.
“Sebagai bentuk antisipasi, maka diharapkan agar terus mengingatkan semua pihak, dampak dari permainan lato-lato (nok-nok) atau sejenisnya, yang dianggap membahayakan di lingkungan atau di satuan pendidikan masing-masing,” bunyi surat yang ditandatangani Kadisdik Garut Ade Manadin itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin mengatakan, pelarangan membawa Latto-latto ke lingkungan sekolah itu sebagai bentuk antisipasi dari dampak negatif yang bisa ditimbulkan.
Selain berpotensi mencederai siswa, permainan ini juga mengganggu ketertiban akibat suaranya yang nyaring, bisa merusak konsentrasi siswa lain yang sedang fokus belajar.
“Ini sebagai bentuk antisipasi saja. Makanya, kami ingatkan satuan pendidikan untuk terus memberikan edukasi,” kata Ade, Jumat (13/01/2023).
Imbauan itu dikeluarkan untuk mengantisipasi hal yang tidak ingin terjadi, selama ini Kabupaten Garut tidak ada laporan terkait siswa yang cidera akibat permainan Latto-latto.
Ade menyebut pelarangan membawa Latto-latto ke lingkungan sekolah itu sebagai bentuk antisipasi dari dampak negatif yang bisa ditimbulkan.
Selain bisa membuat pelajar cedera, permainan Latto-latto juga dianggap mengganggu lantaran suara yang ditimbulkan tak nyaman untuk didengar. Apalagi, di lingkungan pendidikan.
“Ini sebagai bentuk antisipasi saja. Makanya, kami ingatkan satuan pendidikan untuk terus memberikan edukasi,” kata Ade.