Kesulitan Pupuk Subsidi, PMII Menilai Bupati Garut Tidak Serius Perjuangkan Nasib Petani

- Penulis

Jumat, 25 September 2020 - 14:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut – Peringatan Hari tani Nasional yang bertepat pada tanggal 24 September 2020 seharusnya menjadi momentum kebangkitan dan peningkatan kesejahteraan bagi para petani.

Tetapi nasib para petani di Garut justru malah berbanding terbalik di tengah kondisi masih berlangsunya pandemi, petani merasa kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dan mendisrtribusikan hasil pertaniannya.

Untuk itu PC PMII Kabupaten Garut melakukan rangkaian kajian untuk membedah permasalahan di sektor petanian dari berbagai sudut pandang. Dan membuka posko pengaduan bagi masyarakat terkait kebijakan pemerintah.

“Merespon permasalahan tersebut Bupati Garut seolah bercanda, dan malah menyuruh para petani untuk menanam cabai merah, seperti yang diberitakan dalam salah satu media online,” ujar Bendahara PC PMII Kabupaten Garut, Nazmi Fauzan, Jumat, (25/9/2020) dalam keterangan rilis yang diterima redaksi.

Lebih lanjut, bupati katanya akan membuka akses pemasaran ke salah satu perusahaan ternama.
Pernyataan tersebut tidaklah etis, apalagi disampaikan oleh seorang bupati sebagai pemangku kebijakan di saerah.

Baca Juga :  Lionel Messi Berhasil Bawa Pulang Golden Ball Piala Dunia

Patut dipertanyakan dasar daripada pernyataan tersebut, apakah didasari hasil analisis dan survei yang matang, atau justru asal bunyi saja.

“Di takutkan dengan adanya statment tersebut dapat mempengaruhi orientasi petani untuk menanam cabai secara serentak, tanpa diperhitungkan dengan potensi dan permintaan pasar,” ungkapnya.

Seharusnya kondisi tersbut tidak mesti terjadi, sambung Nazmi, apabila Bupati Garut serius dalam meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya melalui penguatan kelembagaan petani yang sudah diatur dalam Permentan No.67 Tahun 2016. Bupati melalaui SKPD terkait bertanggung jawab dalam mengimplementasikan peraturan tersbut.

Patut dipertanyakan pula bagaimana bupati menerjemahkan permentan tersebut.

“Setidaknya melalui optimalisasi kelembagaan petani, Pemkab dapat memberikan arahan kepada petani melalui penyuluh pertanian yang tersebar di setiap Kecamatan dan Desa. Dengan adanya edukasi maajemen bisnis kepada kelompok tani tentu akan menstabilkan ragam komoditas pertanian dan meminimalisir tumpah ruahnya salahsatu komoditas hasil pertanian yang akan berujung pada anjlok nya harga seperti yang terjadi sekarang ini,” tegasnya

Baca Juga :  Aksi Meresahkan Pencurian Helm Terjadi di Jalan Otista Garut

Namun sayangnya, eksistensi kelompok tani masih sangat minim. Diantara penyebabnya ialah kurangnya kesadaran masayarakat dalam berorganisasi dan banyaknya kelompok tani siluman, sehingga patut dipertanyakan darimana Dinas Pertanian menyusun RDKK, apakah berdasarkan usulan kelompok tani atau sebatas ditulis diatas meja untuk melengkapi kebutuhan administrati saja.

Pada ruang ligkup struktur dan kelembagaan pun kelompok tani hanya jadi lahan konflik kepentingan aparatur desa, ditambah minimnya tenaga penyuluh serta minimya pendampingan dan pengawasan dari Dinas Pertanian.

Kompleksitas permasalahan pertanian tersebut seharusnya diperhatikan oleh Bupati dari hulu hingga hilir. Persoalah kesadaran masyarakat dan struktur kelembagaan petani merupakan dua hal yang saling keterkaitan.

“Bupati perlu membuat kebijakan yang jelas dalam mengimplementasikan permentan tersebut, sehingga mendorong sistem pertanian yang terintegrasi,” jelasnya.

Berita Terkait

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan
Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter
Belum 24 Jam Baliho Ganjar-Mahfud Dirusak di Garut
Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter
Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga
Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama
Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 21:22 WIB

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Jumat, 1 Desember 2023 - 13:31 WIB

Pemdes Sukahurip Dorong Peningkatan Indeks Desa Membangun Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Jumat, 1 Desember 2023 - 10:37 WIB

Generasi Muda Tunjukkan Keberagaman Inklusif Lewat Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 15:25 WIB

Sajajar Perkuat Toleransi Lewat Pameran Foto dan Nobar Film Dokumenter

Rabu, 29 November 2023 - 14:40 WIB

Selain Imbau Peserta Pemilu Taati Aturan Masa Kampanye, Panwas Cibiuk Perkuat Sinergitas Antar Lembaga

Sabtu, 25 November 2023 - 15:23 WIB

Rumah Makan Pejuang Program Inisiatif Bantu Sesama

Senin, 20 November 2023 - 19:06 WIB

Pemberdayaan Pemuda Untuk Resolusi Konflik

Kamis, 16 November 2023 - 17:58 WIB

Tim U17 Indonesia Bertekad Tembus 16 Besar

Berita Terbaru

Harun Pria (kanan), Warmini (kiri) Pasangan lansia penjual kandang ayam asal kampung Cimaung Kidul, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Sosial

Pilu Pasangan Lansia Penjual Kandang Ayam

Senin, 4 Des 2023 - 17:01 WIB

Kondisi jalan yang terdampak longsor di kawasan Lawang Angin, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Berita

Longsor Terjadi di Jalan Banjarwangi Garut Selatan

Sabtu, 2 Des 2023 - 21:22 WIB