Tasikmalaya – 230 Hektare lahan di Tasikmalaya terancam kekeringan setelah debit air di Situ Gede Kota Tasikmalaya mengalami penyusutan. Kawasan Situ Gede sendiri tampak menyusut hingga sebagian dasar yang berada di pinggir waduk terlihat jelas.
“Penyusutan Situ Gede sudah dirasakan sejak dua bulan terakhir. Air dari Sungai Cibanjaran yang menjadi sumber utama yang mengairi Situ Gede bahkan tidak lagi mengalir. Debitnya sudah nol,” tutur Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tasikmalaya, Sandi Lesmana, pada Rabu (3/7).
Dikutip dari merdeka.com, Sandi menyebut bahwa air yang berada di Situ Gede memiliki fungsi mengairi sekitar 230 hektare lahan sawah yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. Dengan penyusutan tersebut, menurutnya secara otomatis lahan tersebut terancam dilanda kekeringan.
“Untuk sementara, sawah-sawah yang terairi dari Situ Gede masih dapat pasokan air dari resapan tanah, namun potensi kekeringan tetap tinggi. Menurut perkiraan kasar, kemarau tahun ini akan berlangsung lama dan di daerah ini memang sudah tidak turun hujan sama sekali,” katanya.
Sandi menyebut bahwa para petani di Kota Tasikmalaya sebetulnya sudah diarahkan untuk menanam palawija ketika memasuki musim kemarau, namun masih banyak saja yang menanam padi untuk kebutuhan pokok. Padahal menurutnya, penyusutan Situ Gede sebetulnya hampir terjadi setiap tahun sehingga bisa diprediksi.
“Diperlukan penanganan untuk menjaga debit air tetap stabil, apalagi selain digunakan untuk irigasi persawahan, Situ Gede juga merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Tasikmalaya. Namun kewenangan untuk melakukan penanganan di Situ Gede ada di tangan Provinsi Jawa Barat, Dinas PUPR Kota Tasikmalaya hanya memanfaatkan,” pungkasnya.