Gentra Priangan – Berita duka sepak bola Indonesia yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi peristiwa kelam yang menewaskan 125 supporter Arema membuat perhatian dalam dan luar negeri.
Dalam peristiwa kanjuruhan malang ini Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menyatakan sikap berduka cita terhadao keluarga korban atas nama kemanusian dan mengecam serta menyesalkan tindakan aparat yang represif.
“Berduka cita kepada korban dan keluarganya atas tragedi kemanusiaan yang terjadi serta mengecam dan menyesalkan tindakan aparat yang represif dan menembakkan gas air mata ke tribun penonton,” jelasnya.
Lebih lanjut, Alissa meminta, Pemerintah Indonesia untuk mengusut tuntas tragedi kemanusiaan ini dengan membentuk tim investigasi independen meminta Komnas HAM untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat dalam penanganan keamanan di stadion.
“Meminta Pemerintah Indonesia untuk mengusut tuntas tragedi kemanusiaan ini dengan membentuk tim investigasi independen dan menghukum siapa pun yang bersalah dan meminta Komnas HAM untuk mengusut dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat dalam penanganan keamanan di stadion,” katanya.
Alissa menambahkan, agar PSSI untuk membekukan segala aktivitas sepak bola sampai ada evaluasi yang menyeluruh terhadap penyelenggaraan pertandingan sepak bola. mengimbau kepada masyarakat untuk memperkuat solidaritas dan melawan segala bentuk fanatisme buta
“Mendesak PSSI untuk membekukan segala aktivitas sepak bola sampai ada evaluasi yang menyeluruh terhadap penyelenggaraan pertandingan sepak bola serta mengimbau kepada masyarakat untuk memperkuat solidaritas dan melawan segala bentuk fanatisme buta. Tidak ada sepak bola yang lebih berharga daripada nyawa,” pungkasnya.
Komunitas Gusdurian Peduli menginisiasi penggalangan dana solidaritas untuk korban tragedi kanjuruhan Malang. Penggalangan dana melalui kitabisa.com mulai pukul 13.00 WIB, Minggu 2 Oktober 2022. Pada hari ini (3/10/2022) sudah terkumpul Rp134 juta, waktu berdonasi masih berlangsung hingga 11 hari ke depan, dengan target donasi Rp150 juta.
Di laman tersebut, Gusdurian menjelaskan, korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan bukan sekadar angka. Di dalamnya ada keluarga yang kehilangan pasangan dan buah hati.
Sebagai bentuk empati dan solidaritas, Gusdurian mengajak teman-teman semua untuk ikut mengulurkan bantuan bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Tentu bantuan ini tak akan bisa menggantikan yang telah tiada.
Bantuan ini setidaknya jadi bentuk welas asih dan bantuan untuk sedikit membantu meringankan musibah yang dijalani oleh keluarga korban. Bantuan yang terkumpul dalam galang dana ini akan diberikan untuk santunan pihak keluarga korban melalui yayasan/komunitas lokal,” tulis Gusdurian di kitabisa.com.