Melalui perhelatan International Youth Summit 2021 (IYS 2021), sebanyak 250 orang muda ragam identitas menyampaikan deklarasi dan rekomendasi kebijakan pada Kamis, (12/08/2021). Diselenggarakan secara daring, kegiatan tersebut diinisiasi oleh The Asia Foundation, Generasi Pandu Inklusi Nusantara (Gen PINTAR), dan MERAKIT Project.
Mengusung tema Orang Muda Ragam Identitas untuk Indonesia Inklusi, deklarasi dan rekomendasi kebijakan yang disusun dan disetujui oleh para peserta IYS 2021 mencakup 5 hal, yakni partisipasi aktif orang muda ragam identitas, pemenuhan hak masyarakat rentan dan termarginalkan, inklusivitas gender, pendidikan inklusif, dan harmonisasi umat beragama di Indonesia.
Dalam tanggapannya, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Dr. Ngadirin, M. Ed. menyatakan penghargaan dan kebanggaannya terhadap deklarasi yang disampaikan orang muda.
Sementara terkait pendidikan inklusif, Ngadirin menyampaikan, “Pendidikan inklusif harus menjadi gerakan masif dimulai dari sejak ini. Orang muda diharapkan menjadi penggerak dan mitra bagi sekolah, masyarakat, orang tua, dan pemerintah.”
Hadir pula Valentina Ginting, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) juga menyatakan apresiasi dan menekankan rekomendasi kebijakan ini perlu ditindaklanjuti oleh seluruh kementerian atau lembaga pemerintah terkait.
Valentina menyebut pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dapat didukung oleh seluruh peserta dan orang muda.
“Karena inisiatornya adalah dari DPR dan saat ini kementerian sudah membuat Daftar Inventarisasi Masalah (DIM),” tambahnya. Selain itu, disampaikan juga mengenai peran strategis orang muda yang diharapkan dapat berkolaborasi dengan pemerintah.
Mempertegas pentingnya peran orang muda sekaligus menutup rangkaian IYS, Hana A. Satriyo, Deputy Country Representative The Asia Foundation Indonesia memetakan bahwa termarginalkan atau terpinggirkan tidak hanya soal jumlah tinggi rendahnya populasi. Melainkan kondisi populasi banyak tetapi ruang untuk berpartisipasi masih sedikit serta banyaknya tantangan yang dihadapi.
“Maka dari itu, saya mengajak semua pihak mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, praktisi pembangunan, lembaga donor, sektor swasta, dan semua elemen masyarakat untuk mengerahkan sumber daya dan upaya untuk menopang orang muda agar dapat melangkah mantap penuh percaya diri dan dilengkapi keterampilan untuk menapaki jalan menuju perubahan yang diinginkan.”
Sebelumnya berdasarkan data, pemerintah Indonesia telah menyusun Indeks Pembangunan Pemuda yang dibuat sebagai upaya meningkatkan kualitas orang muda. Indeks ini dimaksudkan sebagai salah satu agenda strategis bonus demografi yang saat ini sedang dialami oleh Indonesia dengan meningkatkan partisipasi aktif sosial dan politik serta pembentukan ruang aman bagi orang muda agar jauh dari risiko dan kerentanan.
Nova Wardiani, Koordinator Gen PINTAR menegaskan, “Tindak lanjut dari deklarasi dan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari Indonesian Youth Summit pada momentum Hari Remaja Internasional ini menjadi urgen dan merupakan langkah awal untuk membuka peran dan partisipasi orang muda yang lebih bermakna dalam pembangunan Indonesia.”