Tasikmalaya – Sekelompok orang muda Tasikmalaya membuat gambar terasa menjadi hidup dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR), Tasikmalaya, Selasa (21/02/2023).
Penggunaan teknologi AR ini merupakan pertama kalinya dilakukan oleh Family Art Studio di wilayah Kota Tasikmalaya.
Bahkan secara skala nasional, penggunaan teknologi AR dalam mengubah produk menjadi audio visual terbilang sedikit. Hanya sekitar 3 kelompok saja yang ada di Indonesia, dan satu diantaranya adalah orang muda Tasikmalaya.
Gian Abdul Aziz menjelaskan, jika Augmented Reality ini merupakan teknologi baru yang bisa membuat cerita digital berupa audio visual setelah kita melakukan scan terhadap objek yang sebelumnya dicetak gambar.
“Augmented Reality, dimana kita menggabungkan dunia nyata dengan dunia digital,” kata Gian saat diwawancarai Gentrapriangan.com, Selasa (21/02/2023).
Secara singkat, untuk menggunakan teknologi ini, kita harus melakukan scan terhadap objek sebelumnya terdapat gambar yang di desain untuk nantinya bisa keluar video yang bisa kita putar.
Untuk sementara ini, Family Art Studio masih menggunakan satu aplikasi agar bisa melakukan scan terhadap gambar yang sudah dicetak tersebut agar mampu memutar video AR.
“Karena ini bentuknya prototype, kita dibuatkan sebuah aplikasi untuk me-scan gambarnya biar bisa muncul konten-konten video, animasi, atau teks yang bisa kita lihat,” katanya.
Namun kedepannya, generasi muda kreatif Tasikmalaya ini ingin mengembangkan agar bisa di scan melalui Instagram dan Facebook.
“Kita sedang menjalankan project, nanti tidak perlu install aplikasi, kita cukup akses Instagram sama Facebook, nah nanti muncul objek-objek yang akan hadir,” ungkapnya.
Gian mengatakan, bukan hanya bisa diterapkan terhadap gambar di kaos saja, melainkan bisa diaplikasikan kepada karya seni lainnya.
“Nah nanti eksperiensnya, ini kan konten-kontennya bukan hanya gambar, tapi ada yang bentuknya patung, ada yang mural, khusus untuk objek tokoh Nasional atau lokal, nanti ada eksperiens kita bisa foto bareng sama tokoh tersebut,” jelasnya.
Melihat begitu banyak karya dari masyarakat Tasikmalaya, Gian berharap agar kedepannya bisa menghadirkan museum digital, dengan memajang produk Tasikmalaya yang bisa di scan oleh pengunjung dan mengetahui cerita dari setiap produk yang ada melalui teknologi AR.
“Yang ada disini semua, ini semuanya konten buat bahan museum, mulai dari fashion, produk lukisan. Semua produk yang ada disini itu bisa di AR kan, sehingga penjelasan produknya bisa dinikmati dalam bentuk digital,” pungkasnya.