Inilah Tradisi Munggahan Sebelum Puasa Ramadan

- Penulis

Minggu, 19 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tradisi Munggahan Sebelum Bulan Ramadhan. Foto: Net.

i

Tradisi Munggahan Sebelum Bulan Ramadhan. Foto: Net.

Getra – Munggahan juga bisa dilakukan sebagai bagian dari tradisi persiapan menyambut bulan suci Ramadan. Di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jawa, Bali, dan Sulawesi, tradisi munggahan sebelum Ramadan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh berkah, keselamatan, dan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa.

Dalam tradisi munggahan sebelum Ramadan, biasanya disajikan makanan khas daerah yang dipercaya dapat memberikan keberkahan dan keberuntungan. Misalnya, di Jawa Tengah, makanan yang disajikan bisa berupa nasi krawu atau nasi grombyang yang dihidangkan bersama sate kambing atau ayam, tahu isi, sayur lodeh, dan kerupuk dan yang saat ini popular yaitu nasi liwet

Sementara itu, di Bali, tradisi munggahan sebelum Ramadan disebut dengan istilah “mapendik”, yang biasanya dilakukan di bulan Syaban. Pada mapendik, masyarakat Bali menyajikan makanan seperti nasi kuning, lawar, jaja (kue), dan buah-buahan sebagai bentuk syukur dan permohonan keselamatan sebelum memasuki bulan Ramadan.

Secara umum, tradisi munggahan sebelum Ramadan di Indonesia bertujuan untuk memperoleh berkah dan keselamatan, serta sebagai bentuk persiapan mental dan spiritual menjelang bulan suci Ramadan.

Munggahan juga merupakan tradisi yang cukup populer di Sunda atau wilayah Jawa Barat. Di Sunda, munggahan biasanya dilakukan sebelum acara pernikahan, khitanan, atau syukuran. Munggahan di Sunda memiliki beberapa perbedaan dengan munggahan di Jawa Tengah atau Jawa Timur, terutama dalam hal makanan yang disajikan.

Baca Juga :  Pesantren kilat Ramadan, Tradisi dan Sejarahnya

Biasanya, dalam tradisi munggahan di Sunda, disajikan nasi liwet sebagai hidangan utama. Nasi liwet disajikan bersama dengan lauk pauk seperti ayam goreng, empal gepuk, atau ikan asin. Selain itu, juga disajikan sayur asem, sambal, dan kerupuk sebagai pelengkap.

Selain hidangan utama, juga disajikan berbagai macam penganan khas Sunda seperti kue lumpur, klepon, atau bajigur sebagai minuman. Makanan dan minuman disajikan di atas tampah atau daun pisang, dan diatur sedemikian rupa sebagai simbol kebersamaan dan kesatuan.

Dalam tradisi munggahan di Sunda, biasanya terdapat dua jenis upacara yang berbeda yaitu munggahan basa sunda dan munggahan basa jawa. Munggahan basa sunda biasanya dilakukan dengan menggunakan bahasa Sunda, sedangkan munggahan basa jawa dilakukan dengan menggunakan bahasa Jawa.

Pada saat upacara munggahan, pemimpin upacara biasanya membacakan doa atau mantra sambil menaburkan bunga atau beras di atas tampah sebagai bentuk permohonan berkat dan keselamatan. Setelah doa selesai, makanan dan minuman yang disajikan akan disantap bersama oleh keluarga dan tamu yang hadir sebagai bentuk perayaan dan kebersamaan.

Meskipun tradisi munggahan memiliki akar budaya yang sama di berbagai daerah Jawa, namun ada beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya tergantung pada daerahnya. Berikut adalah beberapa contoh tradisi munggahan di beberapa daerah di Jawa:

Baca Juga :  Sejarah Kolak, Panganan Wajib Ramadhan

1. Munggahan di Jawa Tengah

Di Jawa Tengah, munggahan biasanya dilakukan sebelum acara pernikahan atau khitanan. Biasanya, munggahan diadakan di rumah pengantin atau keluarga yang mengadakan khitanan. Pada saat upacara, keluarga dan kerabat yang hadir duduk di atas tikar yang telah diberi alas daun pisang. Selain makanan dan minuman, juga disajikan bunga dan kemenyan sebagai simbol kesucian.

2. Munggahan di Yogyakarta

Di Yogyakarta, munggahan dilakukan sebelum acara resepsi pernikahan atau sebelum khitanan. Selain makanan dan minuman, juga disajikan penganan khas Yogyakarta seperti bakpia, getuk, dan kue putu. Pada saat upacara, pemimpin upacara akan membacakan mantra atau doa sambil menaburkan beras dan bunga di atas tampah.

3. Munggahan di Jawa Timur

Di Jawa Timur, munggahan biasanya dilakukan sebelum acara syukuran atau tasyakuran. Biasanya, munggahan dilakukan di sebuah tempat yang dianggap suci seperti di makam leluhur atau di depan rumah yang baru dibangun. Selain makanan dan minuman, juga disajikan tumpeng sebagai simbol keselamatan dan keberkahan. Pada saat upacara, pemimpin upacara akan membacakan doa atau mantra sambil menaburkan beras dan bunga di atas tampah.

Berita Terkait

Peristiwa Bersejarah Bulan Ramadhan yang Wajib Kamu Tahu
7 Tips Aman dan Nyaman Saat Perjalanan Mudik
LAZISNU Garut Ajak Tunaikan Zakat Dengan 35.000 Per Jiwa
Perbedaan Penetapan Idul Fitri Harus Disikapi Toleransi
Masjid Ramah Gen ZI Hadir di Surabaya
5 Tips Mudik Asyik Menggunakan Kereta Api
Warna Outfit Lebaran yang Cocok Dipakai
Sejarah THR, Apakah Setiap Perusahaan Wajib Memberikannya?
Berita ini 89 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 17 April 2023 - 15:38 WIB

Peristiwa Bersejarah Bulan Ramadhan yang Wajib Kamu Tahu

Senin, 17 April 2023 - 13:20 WIB

7 Tips Aman dan Nyaman Saat Perjalanan Mudik

Sabtu, 15 April 2023 - 14:17 WIB

LAZISNU Garut Ajak Tunaikan Zakat Dengan 35.000 Per Jiwa

Sabtu, 15 April 2023 - 06:42 WIB

Perbedaan Penetapan Idul Fitri Harus Disikapi Toleransi

Kamis, 13 April 2023 - 10:50 WIB

Masjid Ramah Gen ZI Hadir di Surabaya

Kamis, 13 April 2023 - 03:03 WIB

5 Tips Mudik Asyik Menggunakan Kereta Api

Rabu, 12 April 2023 - 22:53 WIB

Warna Outfit Lebaran yang Cocok Dipakai

Selasa, 11 April 2023 - 21:28 WIB

Sejarah THR, Apakah Setiap Perusahaan Wajib Memberikannya?

Berita Terbaru

Tugu Tugu di Kota Tasikmalaya (Foto: Istimewa)

Cek Fakta

Menelusuri Jejak Sejarah Lewat Tugu Ikonik Tasikmalaya

Minggu, 7 Jul 2024 - 10:17 WIB