Memperingati Hari Toleransi Internasional, tokoh Jawa Barat, Irjen Pol (Purn.) Anton Charliyan, mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa kodrat manusia itu berbeda, sehingga diperlukan sikap toleran.
“Toleransi harus dimiliki oleh setiap individu sebagai manusia. Harus disadari dengan seutuhnya bahwa pada hakikatnya kodrat manusia itu berbeda,” ujarnya kepada Gentra Periangan, Sabtu (16/11).
Lebih lanjut Anton menegaskan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, tanpa memandang minoritas dan mayoritas. Hal tersebut juga sejalan dengan semboyan negara.
“Perbedaan harus kita jadikan sebagai sebuah rahmat bukan sebuah sekat untuk membangun tata kehidupan bersama yang damai, adil dan harmoni sebagai manusia yang sederajat satu sama lain, tanpa membedakan suku, bangsa, agama, ras budaya, bahasa, kulit, dan lain-lain. Hal tersebut juga sejalan dengan semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.
Anton juga menambahkan, toleransi juga memiliki norma-norma yang harus dihormati bukan berlaku sebebas-bebasnya.
“Toleransi dalam arti saling menghormati, memaklumi, tepo seliro, silih ajenan, silih asah, silish asah, silih asuh, dalam koridor etika, norma, agama, adat tradisi, budaya, dan lain-lain, bukan berarti sebebas-bebasnya. Tapi tujuannya adalah menuju satu peradaban dunia yang unggul, berkarakter, berakhlak, beragama, damai, adil, sejahtera dan harmoni,” kata mantan Kadiv Humas Mabes Polri tersebut.
Dalam kesempatan ini, Tokoh Jawa Barat sekaligus Tokoh Budaya tersebut berharap agar setiap manusia hidup berdampingan.
“Harapannya kita bisa hidup berdampingan, bukan hanya sekedar sebagai satu agama, suku, anak bangsa, tapi lebih jauh dari itu sebagai satu saudara, satu keluarga besar, saudara yang saling membutuhkan satu sama lain karena tidak ada satu manusia pun yang lebih unggul daripada yang lain,” harapnya.
Anton juga menambahkan, kekuatan ada dalam kebersamaan yang akan bermanfaat diri sendiri dan kepada yang lain.
“Kekuatan itu sesungguhnya ada dalam kebersamaan yang akhirnya bisa bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, keluarga, bangsa, agama, bahkan harus bermanfaat bagi alam dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.