Hari Peduli Autisme, Jejak Sejarah dan Tema di Tahun 2023

- Penulis

Minggu, 2 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi by piterest

i

ilustrasi by piterest

Hari peduli autisme sedunia, atau World Autism Awareness Day (WAAD), rutin diperingati tiap tahunnya pada tanggal 2 April. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang spektrum autisme dan mempromosikan inklusi serta dukungan bagi orang-orang dengan riwayat autisme. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah mengakui hari peduli autisme sedunia ini.

Tema Hari Peduli Autisme 2023

Melalui laman resmi United Nations atau PBB, hari peduli autisme tahun 2023 ini mengusung tema “Transformation: Toward a Neuro-Inclusive World for All” yang artinya “Transformasi: Menuju Dunia Neuro-Inclusive untuk Semua”.

Peringata hari peduli autisme sedunia tahun ini berlangsung pada Minggu, 2 April 2023. PBB melalui Departemen Komunikasi Global dan Depatemen Urusan Ekonomi Sosial bekerja sama dengan Institute of Neurodiversity (ION), menyelenggarakan acara dalam rangka kerja sama yang erat dengan penyandang autis.

Dalam acara ini, mencoba menampilkan beberapa penyandang autisme dari seluruh dunia dan membahas tentang bagaimana transformasi terkait keragaman saraf. Supaya nantinya dapat terus meningkatkan upaya untuk mengatasi berbagai hambatan dan meningkatkan keberlangsungan hidup penyandang autisme.

Baca Juga :  Pendaftaran Putera-Puteri Pendidikan Jabar Telah Dibuka

Selain itu, juga membahas tentang kontribusi yang akan dibuat dan dilakukan oleh penyandang autis dan dibuat juga untuk masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Acara ini terpublikasi di akun resmi youtube dan WebTV PBB.

Jejak sejarah Spektrum Autisme

Dokter anak bernama Leo Kanner pada tahun 1943 pertama kali menemukan spektrum autisme. Ia menemukan sekelompok anak-anak yang mengalami kesulitan berkomunikasi dan memiliki kecenderungan melakukan rutinitas yang konsisten berulang-ulang. Ia menyebutnya dengan kondisi “autisme infantile”.

Pada tahun 1944, Hans Asperger yang juga merupakan seorang dokter anak menemukan sekelompok anak dengan ciri-ciri serupa namun memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik. Mereka memang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi sosial, namun memiliki minat khusus dalam topik tertentu. Hans kemudian menyebutnya dengan istilah “Sindrom Aspeger”.

Baru pada tahun 1980, spektrum autisme mendapat pengakuan secara resmi sebagai gangguan neurologis. Masuk ke dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi ke 3.

Baca Juga :  Rasakan Sensasi Dapat Barang Lewat Barter, Ayo Ikut Pasar Gratisan!

Sejak saat itu, autisme terus mengalami pembaruian dan penyesuaian sesuai dengan penelitian-penelitian terbaru. Hingga, pada tahun 2013, DSM-V menggabungkan sub-tipe autisme menjadi satu kondisi, yaitu “gangguan spektrum autisme” atau Autism Spectrum Disorder (ADS).

Sejarah Hari Peduli Autisme Dunia

organisasi bernama Autism Speak pada tahun 2007 pertama kali megusulkan hari autisme sedunia. Kemudian, pada 18 Desember 2007, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 2 April sebagai Hari Autism Dunia.

Tujuannya ialah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Autism Spectrum Disorder (ADS). Mempromosikan inklusi dan dukungan bagi orang-orang penyandang ADS. Dan juga meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan dan potensi yang milik individu penyandang ADS.

Setiap tahunnya, hari autisme mengusung tema yang berbeda. Tema tersebut mewakili tujuan pada tahun tersebut. Seperti pada tahun ini, tema yang diangkat juga menjabarkan tujuan yang ingin dicapai PBB yakni peningkatan hidup penyandang autisme untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Berita Terkait

Mengenal Reynaldi Agus Prassetiyo Finalis Putra Pendidikan Jabar
3 Website yang Dapat Bantu Pemilih Muda Menentukan Pilihan saat Pemilu
Seni Nyarere, kerajinan Kreatif dari Lidi Kelapa Khas Ciamis
Genjring Ronyok, Tradisi Buhun yang Masih Bertahan
Tari Sulintang, Tarian Khas dengan Iringan Bambu
Tari Topeng Ciawi, Seni Tari yang Perlu Dilestarikan
Seni Sunda Lais, Budaya Khas Garut yang Menantang
Dua Isu yang Menarik Bagi Pemilih Muda di Pemilu 2024
Berita ini 26 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 22 Februari 2024 - 18:49 WIB

Mengenal Reynaldi Agus Prassetiyo Finalis Putra Pendidikan Jabar

Rabu, 7 Februari 2024 - 16:13 WIB

3 Website yang Dapat Bantu Pemilih Muda Menentukan Pilihan saat Pemilu

Selasa, 30 Januari 2024 - 16:24 WIB

Seni Nyarere, kerajinan Kreatif dari Lidi Kelapa Khas Ciamis

Jumat, 26 Januari 2024 - 20:41 WIB

Genjring Ronyok, Tradisi Buhun yang Masih Bertahan

Sabtu, 20 Januari 2024 - 13:18 WIB

Tari Sulintang, Tarian Khas dengan Iringan Bambu

Jumat, 19 Januari 2024 - 16:21 WIB

Tari Topeng Ciawi, Seni Tari yang Perlu Dilestarikan

Sabtu, 13 Januari 2024 - 12:47 WIB

Seni Sunda Lais, Budaya Khas Garut yang Menantang

Selasa, 9 Januari 2024 - 21:26 WIB

Dua Isu yang Menarik Bagi Pemilih Muda di Pemilu 2024

Berita Terbaru

Ilustrasi Mesjid

Berita

Awal Ramadan 1435 Jatuh Pada Hari Selasa 12 Maret 2024

Minggu, 10 Mar 2024 - 20:10 WIB

Berita

Laga Klasik Liga 1 2023/2024, Persib Keluar Sebagai Pemenang

Minggu, 10 Mar 2024 - 15:55 WIB

bencana longsor
(Foto: Istimewa)

Berita

Asesmen Wilayah Terdampak Bencana Alam di Kabupaten Garut

Minggu, 10 Mar 2024 - 15:42 WIB