Bandung – Gugum Gumbira, sang Maestro Tari Jaipong meninggal dunia pada Sabtu, 4 Januari 2020, pukul 01.55 WIB di Rumah Sakit Santosa Bandung. Sebelum meninggal dunia, Gugum beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit.
Pria yang wafat pada usia 74 tahun ini pernah meraih penghargaan Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia. Gugum diketahui mengidap penyakit jantung sebelum akhirnya meninggal dunia.
Profil
Gugum Gumbira lahir di Bandung, Jawa Barat, 4 April 1945. Dia menempuh pendidikan SD-SMA di Bandung hingga melanjutkan kuliah jurusan Sosial Politk Universitas Padjajaran, namun tidak diselesaikan. Beberapa tahun kemudian, Gugum kuliah kembali di Akademi Keuangan STIA Pasundan dan lulus pada tahun 1988.
Gugum pernah bekerja menjadi pegawai pegawai Departemen Keuangan dan pegawai Pemerintah Daerah Kota Madya Bandung mulai dari tahun 1967. Dia juga sempat aktif sebagai dosen Luar Biasa STSI Bandung, pemimpin kelompok kesenian Jugala dan pengusaha studio rekaman Jugala.
Sang Maestro memperkenalkan Tari Jaipong, tarian rakyat di daerah bagian Utara Jawa Barat (Subang dan Kerawang) sejak tahun 1970. Ada beberapa karya Tari Jaipong yang dipersembahkan oleh Gugum, diantaranya Keser Bojong, Rending Bojong, Toka-Toka, Sonteng, Selat Salihara (lagu), Bulan Sapasi (lagu).
Tari Jaipong karya Gugum pernah dipentaskan hingga ke Australia dan Belanda melalui kelompok kesenian Dewi Pramanik yang dibentuk bersama istrinya, Euis Komariah. Hingga saat ini, dia sudah menciptakan ratusan karya Tari Jaipong dan melahirkan ribuan penari yang terus memperkenalkan Tari Jaipong ke seluruh dunia.