Kota Bandung – Gerakan Nasi Bungkus (Gasibu) yang digagas TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan dilakukan serentak di seluruh kabupaten/kota seiring pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi pada Rabu (6/5/20).
Ketua TP PKK Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, selain Gasibu, pihaknya menggagas Gasibu Keliling (Gasling). Hal itu bertujuan memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya di tengah pandemi COVID-19.
“Per hari ini Gerakan Nasi Bungkus itu akan dilakukan secara serentak selama satu bulan ini. Akan ada 15 kali pelaksanaan Gasibu Keliling, bersamaan juga dengan pelaksanaan dapur umum, bahkan ada yang sudah melaksananakan setiap hari,” kata Atalia dalam Rapat Koordinasi (Rakor) soal PSBB, Dapur Umum, dan Gasibu via video conference di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (6/5/20).
“Harapan saya ini untuk meringakan beban masyarakat terkait dengan kondisi krisis pangan untuk kepala keluarga (yang terdampak COVID-19),” imbuhnya.
Menurut Atalia, semua pihak, mulai dari TP PKK kabupaten/kota, Jabar Bergerak kabupaten/kota, sampai Pendamping Kader Posyandu, sudah menggelar Gasibu dan dapur umum. Kendati begitu, gerakan tersebut akan lebih digencarkan saat PSBB tingkat provinsi berlaku.
“Alhamdulillah, tadi (di rakor) sudah kita sepakati gerakan-gerakan yang dilakukan. Dan saya bangga ternyata kegiatan-kegiatan seperti tebar masker, kemudian gerakan dapur umum, gerakan nasi bungkus keliling itu sebenarnya sudah dilakukan,” ucap Atalia.
“Namun, akan kita lebih masifkan lagi setelah PSBB ini dilakukan untuk seluruh Jawa Barat. Jadi, kita akan pastikan bahwa bantuan dari provinsi ini juga hadir. Dari mulai beras, wastafel, alat-alat untuk kebersihan diri, vitamin. Insyaallah kita juga akan sebarluaskan ke 27 kota/kabupaten,” tambahnya.
Selain Gasibu dan Gasling, TP PKK Jabar menggagas gerakan pemberian sembako melalui bantuan pintu kesembilan, yakni #dariwargauntukwarga_jabar. Gasibu dilaksanakan melalui dapur umum yang digelar di kantor kepala desa/kelurahan di seluruh Jabar oleh PKK dan jejaring kewilayahan, seperti Karang Taruna.
“Kenapa di kelurahan atau desa? Agar masyarakat mudah mengakses (bantuan), karena semakin dekat ke masyarakat, akan semakin banyak yang dibantu, sehingga kita akan bisa tahu by name by address mana yang membutuhkan melalui jejaring di kewilayahan,” katanya.
Kemudian, untuk Gasling, dilakukan di titik-titik rawan pangan secara acak oleh Jabar Bergerak dan jejaring relawan. “Kenapa Gasling ini ada? Mungkin ada warga yang tidak tersentuh oleh dapur umum yang ada di wilayahnya,” ucap Atalia.
Sementara gerakan sembako merupakan kegiatan melalui iuran atau swadaya masyarakat di lingkungan masing-masing.
“Beras atau sembako ini melalui iuran atau swadaya di rumah sekitarnya masing-masing. Mudah-mudahan ini bisa dilakukan wilayahnya masing-masing, di kota/kabupaten, di kecamatan juga kelurahan atau desa,” kata Atalia.
Atalia berharap gerakan kemanusiaan tersebut mampu mendorong keterlibatan semua elemen masyarakat untuk membantu sesama.
“Sesungguhnya yang sudah dilakukan oleh semua jejaring relawan yang terlibat, dari mulai kami di PKK, Jabar Bergerak, dan PKP, itu untuk memastikan bahwa masyarakat pun akan melakukan hal yang sama, karena kami tidak bisa sendirian,” katanya.
“Pandemi ini efeknya luar biasa, dampaknya termasuk terhadap ekonomi. Untuk itu, saya berharap mudah-mudahan seluruh warga masyarakat bisa turut serta terlibat, mengambil bagian, menjadi solusi, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan #dariwargauntukwarga_jabar. Mereka yang memiliki kelebihan dari sisi rezeki mari kita bantu saudara-saudara kita yang lain yang mungkin sangat membutuhkan,” imbuhnya.
Posyandu Keliling
Selain itu, TP PKK Jabar sedang mematangkan konsep Posyandu Keliling (Posling) guna meminimalisasi kerumunan di tengah pemberlakuan PSBB tingkat provinsi. Terlebih, kesehatan balita dan ibu hamil menjadi concern TP PKK Jabar.
Atalia mengatakan, melalui program Posling, PKP tetap bisa menjadi garda terdepan dalam pengawasan dan monitoring tumbuh kembang anak dan ibu hamil.
“Termasuk kehadiran dari PKP, mereka bertugas untuk melakukan pengawasan dan monitoring terkait pelaksanaan pemantauan tumbuh kembang bagi ibu hamil termasuk juga balita. Karena kita juga punya program cegah stunting dan lain sebagainya,” kata Atalia.
“Jadi, kita ada namanya program Posling atau Posyandu Keliling. Jadi jemput bola, kita akan melakukan ketok pintu untuk imunisasi, kemudian juga pengukuran tinggi dan berat badan pada bayi,” tambahnya. (humas jabar)