GentraPriangan.com – Tim program inklusi Aisiyah Jabar dan Kabupaten Garut menyelenggarakan focus group discussion (FGD) tentang tantangan implementasi SDGs ( Sustainable Development Goals) Desa di Kabupaten Garut.
Acara ini berlangsung pada hari Selasa 29 November 2022 di Aula Bappelitbangda kab. Garut.
Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai narasumber dari Bappeda Prov Jawa Barat, Sekretariat SDGs prov, Akademisi dari FEB UNPAD, Dinas pemerintah terkait, APDESI dan perwakilan Ormas/ NGO.
Koordinator Program Inklusi ‘Aisiyah Jabar, Ririn Dewi Wulandari menjelaskan bahwa SDGs Desa ini merupakan kebijakan yg baru dikeluarkan pada tahun 2021 yang tentunya dalam implementasinya desa masih banyak menemukan kendala dilapangan, dengan pelaksanaan FGD ini diharapkan bisa mengidentifikasi tantangan implementasi tersebut.
“SGDs Desa kebijakannya baru muncul tahun 2021 yg merupakan gagasan dr kementrian pedesaan utk membumikan SDGs global dalam konteks indonesia, dimana 43% penduduk indonesia tinggal di daerah pedesaan. Dan banyak desa yg masih menemukan kendala dalam mengimplementasikannya.,” tuturnya.
Dia menambahkan program inklusi berbasis pada Desa dan komunitas yang sudah tentu menaruh konsen pada terimplementasinya SGDs Desa ini.
Menurutnya sukses pelaksanaan SGDs ini bukan hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan dibutuhkan peran kolaborasi antara pemerintah dengan perguruan tinggi, dunia usaha serta ormas sebagaimana amanat Perpres 59 Tahun 2017 dan Perpres 111 Tahun 2022 yang baru keluar.
Dalam FGD ini menurut Dewi sudah teridentifikasi beberapa hambatan untuk implementasi yg tentunya harus dicarikan solusi dan penguatannya.
“Kami sudah mendapatkan beberapa hal yang menjadi tantangan dalam implementasi SGDs desa. Mudah2an dengan kehadiran program inklusi, Aisyah bisa ikut berkontribusi dalam menguatkan dan mengawal implementasi SDGs di desa-desa yang kami dampingi ,” pungkasnya.