Bogor – Forum Kebangsaan Bogor Raya (FKBR) mendesak pemerintah Kabupaten Bogor untuk tidak mengeluarkan surat edaran yang dapat menyebabkan intoleransi serta tidak melakukan pembiaran terhadap berbagai tindakan intoleransi yang terjadi.
Sebelumnya Bupati Bogor, Ade Yasin mengeluarkan surat pemberitahuan terkait pelarangan kegiatan Jamaah Ahmadiyah di wilayah Bogor, surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 27 Januari 2020.
Ketua Forum Kebangsaan Bogor Raya, Kyai Ahmad Suhadi, menilai warga Bogor saat ini baik-baik saja, khususnya di Kecamatan Kemang.
“Masyarakat disini (kecamatan Kemang) hidup rukun dan saling menghargai dalam perbedaan, baik kepada yang beda agama dan beda keyakinan,” ujar Kiayi Suhadi, Minggu, (9/2/2020)
Kyai Suhadi menjelaskan, saat ini masyarakat Kemang dan Bogor pada umumnya sangat inklusif, mereka tidak mempedulikan lagi isu-isu agama yang dapat menyebabkan benturan.
“Umumnya masyarakat Kemang ingin lebih kepada aksi nyata untuk membangun kehidupan yang lebih baik, karena kesejahteraan dan kerukunan itu yang diharapkan oleh masyarakat untuk kemajuan bangsa,” jelasnya
Menanggapi keberadaan Ahmadiyah di wilayah Bogor Utara, Kyai Suhada menyampaikan, Ahmadiyah dengan masyarakat sekitar hidup rukun saling berdampingan.
“Bahkan keberadaan Ahmadiyah yang ada di Bogor Utara, khususnya Kemang, hidup rukun dengan warga sekitar. Mereka bisa saling berdampingan,” tegasnya.
Selanjutnya, Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Ibtida, Ustadz Miftahudin dalam menyikapi keberadaan Ahmadiyah. Dia menganggap Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang dikeluarkan pemerintah sudah cukup menjadi acuan untuk menjaga ketertiban.
“Sebenarnya dengan SKB 3 Menteri sudah cukup untuk memberikan ketertiban bagi kedua belah pihak antara pihak Ahmadiyah dan masyarakat yang bukan Ahmadiyah,” tutur Ustadz Miftah.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdhlatul Ulama (NU) Kecamatan Kemang ini menyatakan bahwa bagi tokoh agama yang notabene sebagai pengayom masyarakat sebaiknya harus lebih fokus pada pembinaan kepada jamaahnya tanpa harus memprovokasi kebencian kepada pihak lain.
“Kondisi saat ini masih banyak problem tekait keumatan, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, bahkan rasa aman. Sudahlah masyarakat jangan dibentur-benturkan dalam pusaran konflik kepentingan. Agama sebagai spirit moral dan sumber peradaban jangan dijadikan kendaraan untuk mencari popularitas dan kepentingan politik. Memang tidak ada cara lain untuk berkompetisi secara fair dan lebih produktif?,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila Kecamatan Kemang, Asep Mulyadi dan Ketua Aliansi Ormas Kecamatan Kemang menegaskan bahwa SKB 3 Menteri bukan alat pemerintah untuk mengintervensi keyakinan seseorang.
“SKB 3 Menteri bukanlah intervensi atau larangan dari pemerintah terhadap keyakinan seseorang, melainkan upaya pemerintah untuk menjaga dan memupuk ketentraman beragama dan ketertiban kehidupan bermasyarakat diatur oleh undang-undang, makanya saya menghimbau bsemua elemen masyarakat harus mempelajari isi dari SKB tsb,” ujar Asep.
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ciseeng, Ustadz Gozawi menyoroti persoalan di kabupaten Bogor aman-aman saja, masyarakat sudah cerdas, tidak akan mau diprovokasi.
“Insya Allah kita akan terus pertahankan hidup rukun aman damai antar sesama. Dan khusus mengenai deradikalisasi adalah masalah kita bersama, tidak bisa hanya diselesaikan oleh NU saja harus semua bergerak,” ungkapnya.
Selama kelompok-kelompok yang tidak merongrong NKRI dan merawat semboyan Bhineka Tunggal Ika maka selayaknya kita harus bersatu dan menjaga ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathoniyah.
Menurutnya, GP Ansor berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam melawan segala paham yang bertentangan dengan nilai-nilai kebhinnekaan.
“Kami semua akan mendukung penuh Pemerintah dan Aparatur Negara dalam melawan segala bentuk paham takfiri, intoleran, radikalisme dan terorisme,” tegasnya.
Aktivis Gereja asal Kecamatan Kemang, Dominik M. Tuba, menyatakan bahwa suasana Kemang saat ini damai dan tentram. Karakter masyarakat Kemang tidak mudah terprovokasi.
“Pada umumnya, karakter masyarakat Kemang tidak mudah teprovokasi sebab kita ingin hidup damai dan cinta keragaman,” ungkap Dominik.