Garut – Peranan generasi muda dalam pembangunan nasional memiliki peran yang sentral, karena di Indonesia jumlah penduduk usia produktif akan berada di titik tertinggi sebagai Bonus Demografi.
Hal ini perlu dimanfaatkan sebaik baiknya salah satunya yaitu mendorong anak muda untuk Pemilihan Putera Puteri Pertanian Jawa Barat merupakan pencarian dan pembinaan generasi muda tingkat Jawa Barat yang memiliki kepedulian terhadap bidang lingkungan hidup khususnya pertanian melalui seleksi berkas, wawancara, unjuk bakat, seleksi essai dan grand final.
Renisa Nur Aliza salah satu peserta grand final Putera Puteri Pertanian Jawa Barat mengatakan, yang menjadi latar belakang dirinya mengikuti kegiatan Putera Puteri Pertanian Jawa Barat berawal dari orang tuannya yang berkebun akar wangi.
“Alasan saya mengikuti ajang ini dilatar belakangi oleh ayah saya penanam kebun akar wangi seluas 2,5 Ha selama 17 tahun sehingga terlintas untuk mengimplementasikan agrobisnis sistem hulu menuju ke hilir,” kata Renisa kepada gentrapriangan.com Jumat (2/9/2022).
Masih munculnya stigma masyarakat tentang pertanian membuat rendahnya partisipasi generasi millenial dan minimnya pengetahuan tentang akar wangi dimulai dari penanaman, perawatan, pasca panen, dan pemanfaatan.
Perempuan kelahiran 2001 ini ingin memutus rantai pemikiran bahwa pertanian tidak untuk diremehkan dan disepelekan ataupun dianggap sekadar mencangkul di sawah.
Oleh karena itu, dalam ajang tersebut, Renisa mengusung tema Wonderland Agrotourism.
Renisa memiliki inovasi program yaitu “Gerakan Budidaya Tanaman Akar Wangi sebagai Seni”
merupakan gerakan pengenalan dan mengikut sertakan generasi millenial di Era Society 5.0 pada tanaman akar yang di kenal luas di beragam negara luar sehingga menjadi potensi untuk dijadikan Agrowisata atau AgroEdukasi.
“Melalui hasil produk pasca produksi dengan sentuhan kreativitas seni yang akan menumbuhkan rasa cinta terhadap pertanian yang menyenangkan,” ungkap Renisa yang sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Garut.