Duta Generasi Berencana(Genre) Kabupaten Garut Yuni Tri Lestari mengatakan ada berbagai motif pernikahan anak di Garut
Kepada Gentrapringan Yuni bercerita, sempat beberapa waktu yang lalu turun ke lapangan mendapati satu desa di Kabupaten Garut dengan tradisi pernikahan dini.
“Di desa tersebut tuh pernikahan anak tuh hal yang biasa. Menurut mereka bahwa ini anak kalau udah usia sekian harus cepat-cepat dinikahkan. Atau karena masalah ekonomi, terus ada yang mau sama anak ini itu harus dinikahkan gitu-gitu lah. Rata-rata korbannya siapa ya, banyaknya hampir semua perempuan,” kata Duta Genre Garut melalui pesan singkat, Kamis (04/05/23).
“Ada juga yang jatuhnya kayak eksploitasi anak. Jadi kayak jual beli anak gitu. (Di mana orang tua) yang menikahkan anaknya dengan sosok yang usianya terlampau jauh. Itu juga jadi salah satu kasus pernikahan anak di Kabupaten Garut” ucapnya
Perempuan yang juga merupakan Kader IPPNU Garut itu pun menjelaskan, sebetulnya pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk menekan angka pernikahan dini tersebut.
“Idealnya yang mau menikah itu tidak bisa langsung ke KUA. Harus melalui kader posyandu untuk mendapat sertifikat. Namun, tetap saja banyak yang melanggarnya dengan berbagai alasan” katanya
Upaya Edukasi
Selain itu upaya edukasi telah pihaknya lakukan bersama dengan DPPKBPPPA membentuk tim PKRS di beberapa sekolah
“Di mana guru guru-guru yang ada di sekolah itu diberikan sebuah pelatihan di suatu tempat. Lalu mereka kembali ke sekolah dan melakukan pendidikan kepada peserta didik yang lainnya. Nah, ada nih yang namanya siswa Champion namanya di mana mereka itu siswa pilihan yang akan membantu tim pkrs ini untuk mensosialisasikan kepada siswa-siswa yang lain”. tuturnya
Adapun soal wacana tentang HKRS menjadi semacam ekskul, Duta Genre Garut tersebut mengaku sangat mendukung. Bahan Genre sendiri sudah memiliki program yaitu Pendidi Sebaya dan Konselor Sebaya (PSKS).
“PSKS ini sama-sama siswa karena terkadang lebih bisa terbuka sama teman kita daripada orang yang lebih tua. Tugasnya memberikan pengarahan, tempat ngobrol sharing memberikan kekuatan langsung dan tekanan positif untuk diberikan kepada orang yang bercerita. Jadi tempat untuk menampung keluh kesah dan lain sebagainya. tujuannya untuk membantu mereka agar bisa terbuka,” tandasnya
Penulis : Sofa Marwah