Garut – Dalam upaya meningkatkan minat membaca buku di masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Garut akan mereplikasi Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) di setiap wilayah kecamatan.
“Kami sudah berkomitmen untuk mereplikasi Kolecer ini disetiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. Agar masyarakat di daerah pun merasakan fasilitas baca yang disediakan oleh pemerintah,” kata Lisnawati, Kepala Dipusip Kabupaten Garut, Kamis (6/2/2020), di kantornya Jalan RSU dr. Slamet Garut.
Saat ini, Kolecer, sudah sampai ke daerah plosok wilayah selatan Kabupaten Garut, tepatnya di Kecamatan Bungbulang. Berkat dukungan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Garut, hal ini menjadi salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya meningkatkan leterasi masyarakat di Garut.
Terkait pengelolaan kolecer tersebut, Lisna memastikan, pihaknya akan berkolaborasi dengan para pegiat literasi khususnya yang berda di Kecamatan Bungbulang.
Rahmat, selaku pendiri TBM Sarang Lebah Bungbulang sekaligus salah satu pengurus Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Garut ketika bertemu dengan Bapak Camat dan Bunda literasi serta Pengurus UPT Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, Rabu (5/02/2020) menyatakan, kedepan kolaborasi ini bukan hanya sebatas dalam pengelolaan Kolecer saja, namun dalam kegiatan-kegiatan lainnya dalam upaya membantu menumbuhkan dan meningkatkan minat literasi masyarakat Bungbulang khususnya.
“Program kolecer ini sangat bagus untuk menstimulus minat baca masyarakat di Kecamatan Bungbulang, dan dengan kehadiran para pegiat literasi tentunya akan sangat membantu untuk pengelolaanya nanti”. Ujar Bambang Hernowo, Camat Bungbulang, saat dimintai komentarnya.
Gubernur Jawa Barat melaui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Pemprov Jabar, dalam program lima tahun ke depan meluncurkan berbagai inovasi dalam upaya meingkatkan minat baca masyarakat, mulai dari Media Kolecer (Kotak Literasi Cerdas), Candil (Maca Dina Digital Library), dan Makan Jengkol (Mari Kita Antar Jemput Buku dengan Kolaborasi) bahkan pada awal tahun 2020 ini Pemda Provinsi Jawa Barat sudah menghibahkan Motor Baca kepada 24 kota/kabupaten.
Hasil survei Unesco menyatakan budaya literasi masyarakat Indonesia saat ini tergolong rendah dengan indeks hanya 0,001. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu yang memiliki minat membaca buku. Selain itu, menurut survei Central Connecticut State University di New Britain, menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara terkait minat baca. (hdg/red)