Tasikmalaya – Ratusan warga yang tergabung dalam komunitas Clean The City (CTC) memadati alun-alun Kabupaten Tasikmalaya, Senin (1/1/2024).
Clean The City merupakan gerakan sosial peduli lingkungan. Aksi ini melakukan giat bersih-bersih sampah di berbagai kota. CTC juga merupakan cara sebagai upaya mengatasi masalah sampah dan menjaga kebersihan setiap tahunnya.
Aksi CTC ini dilakukan pagi hari setelah perayaan tahun berganti. Mulai dari area alun-alun di kawasan Singaparna mengular sampai depan tugu Lam Alif depan kantor Gedung Bupati Tasik.
Melalui slogan “Tasik Betah, Bebas Runtah” dan juga semangat tahun baru “awal dengan kebersihan” masyarakat terus konsisten melakukan gerakan gerak kebersihan.
Setelah melalukan giat bersih, para peserta melakukan gelar wicara di bawah tugu Laf Alif. Pada gelar wicara ini dengan menyinggung tentang pentingnya isu lingkungan dan permasalahan yang ada di Kabupaten Tasik.
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Tasikmalaya Ajat Sudajat, mengatakan CTC merupakan adalah bentuk aksi dari keresahan masyarakat tentang isu lingkungan, terutama perihal sampah.
“Tasik betah, Tasik bebas runtah, merupakan bentuk pengejwantahan dari problem sosial muncul yang tidak hanya di tasik tapi menjadi permasalahan dunia, yakni yang diakibatkana dari pemanasan global,” kata Ajat.
Menurutnya, masyarakat saat inimasih terbiasa dengan pengelolaan sampahmenggunakan sistem simpan, kumpul dan buang, dimana hal ini berpengaruh terhadap ekosistem lingkungan.
Selain itu, Ketua Bhineka Tunggal Ika Asep Rizal, baginya gerakan Clean The City merupakan gerakan yang konsisten dalam mengupayakan kebersihan dari lingkup sosial terkecil.
“Setiap tahunnya, dari mulai 2017 gerakan bersih-bersih sampah ini sampai sekarang terus dilakukan. Ini membuktikan komitmen serta konsistensi masyarakat dalam CTC ini sebagai upaya menjaga lingkungan,” kata Asep.
Sementara itu, Pembina CTC sekaligus pengelola bank sampah Heris Diyana mengatakan, sampah-sampah ini dapat dikelola dan diolah sebagai bahan daur ulang. Melalui keberadaan bank sampah yang di ini alternatif gerakan jangka panjang dalam komitmen menjaga lingkungan.
“Permasalah utama sampah di Indoseia adalah sebagai satu produsen sampah terbesar di dunia,” kata Heris.
Ia mengatakan, sampah yang paling banyak adalah sampah rumah sementara yang paling dominan adalah sampah plastik.