Garut – Setelah satu tahun melakukan kegiatan belajar di rumah, kini KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah menemukan titik terang. Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebut bahwa KBM (kegiatan belajar mengajar) di Kabupaten Garut akan segera dilakukan. Ia menjadwalkan kegiatan tersebut akan digelar setelah lebaran Idul Fitri.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, mulai akhir bulan ini pihaknya akan melakukan gerakan masuk sekolah. Gerakan tersebut dimulai dengan melakukan pembersihan sekolah yang lebih dari satu tahun tidak digunakan untuk KBM.
“(sekolah dimulai) setelah lebaran, tapi gerakannya (pembersihan sekolah) akan kita mulai dari sekarang. Ya mulai dari bisi aya rambat lancah di sakola (ada sarang laba-laba di sekolah). Anak-anak ini kita akan coba nah inilah Gerakan menuju ke sekolah ini dari tanggal 22-28 Maret,” kata Bupati, Selasa (16/3).
Bupati menjelaskan bahwa pertimbangan dimulainya kembali KBM tatap muka di Kabupaten Garut karena saat ini lebih dari 13 kecamatan di Kabupaten Garut masuk zona hijau. Diketahuinya hal itu menurutnya merupakan hasil kajian Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Untuk sekolah yang bisa menggelar KBM tatap muka, menurutnya adalah yang berada di kecamatan yang zona hijau dan kuning. ”Jadi dalam dua bulan (setelah persiapan) ini ada yang sudah sekolah. Bisa sekolah di zona-zona sekarang ini. Kecamatan yang zona hijau itu sudah lebih dari 13 kecamatan,” jelasnya.
Untuk pembahasan teknisnya, Rudy mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengundang sejumlah sekolah, termasuk sekolah swasta. Menurutnya hal itu perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mempersiapkan KBM tatap muka.
“Nanti kita akan mengundang sekolah-sekolah swasta (juga) bagaimana langkah-langkah konkretnya karena kita tidak bisa untuk terus seperti ini,” kata Bupati Garut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong menyebut bahwa pihaknya selama ini sudah melakukan sterilisasi sekolah melalui program relaksasi BOS (biaya operasional sekolah) selama dua tahun anggaran.
“Selama dua tahun anggaran, BOS itu difokuskan untuk kesiapan protokol kesehatan. Mulai dari maskernya, juga termasuk sarana cuci tangan pakai sabun, termasuk juga disinfektan termasuk yang lainnya. Jadi pada prinsipnya sekolah, stakeholder pendidikan yang ada di kami itu sudah mempersiapkan diri,” pungkasnya.(hdg/red)