Garut – Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kini mengalami lompatan besar. Industri 3,0 yang ditandai dengan sistem komputasi data dan industri 4,0 yang dicetuskan pada tahun 2000-2005 ketika internet mulai berkembang serta memiliki kecepatan tinggi.
Hal itu dilontarkan Bupati Garut di acara Workshop Literasi Media bertajuk “Membangun Partisipasi Publik untuk Mewujudkan Pengawasan Semesta”, di Aula Fakultas Komunikasi dan Informasi (Fkominfo) Universitas Garut (Uniga), Jalan Raya Samarang, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jumat (24/6/2022).
Bupati bahkan membandingkan bagaimana infratruktur darat dengan infratruktur udara, di mana, menurutnya, untuk infrastruktur darat masih memiliki banyak kendala sehingga banyak menyita waktu, berbeda dengan infrastruktur udara yang kini semakin mudah diakses dan semakin cepat penyampaian informasinya.
“Misalnya kalau di Garut sekarang kita mau pergi ke Talegong, maka ini memerlukan 3 jam, dari Garut menggunakan jalan darat menuju Pameungpeuk paling cepet pake Patwal itu 2.5 jam, tapi infrastruktur udara dalam hitungan detik peristiwa dimanapun cepat terakses,” ungkapnya.
Teknologi informasipun kini merambah dunia penyiaran, seperti halnya penyiaran televisi. Bupati Garut, menilai kini beberapa tayangan di televisi dirasa kurang mendidik, karena pada umumnya perusahaan media televisi lebih mengedepankan rating, dibandingkan dengan dampak atas penayangan itu, sehingga menurutnya literasi media sangat penting disampaikan kepada masyarakat.
“Nah apa yang terjadi makanya benar sekali, literasi media ini menjadi penting, karena masyarakat selain bisa mendengar, bisa membaca, tapi mereka (juga) merekonstruksi, bisa menganalisis, dan berhak untuk menolak terhadap apa yang disampaikan oleh media,” ucapnya, saat memberikan sambutan.
Untuk itu Bupati Garut mengapresiasi dan berterima kasih atas penyelangaraan acara yang diinisiasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan Fkominfo Uniga ini, karena menurutnya sebuah partisipasi publik itu merupakan sesuatu tindakan yang nyata atau real.
“Saya berterima kasih kepada KPID mengadakan (acara untuk) membangun partisipasi publik untuk mewujudkan semesta dari literasi media, jadi partisipasi publik itu sesuatu kontribusi real (atau) kontribusi nyata baik pikiran maupun perbuatan, (seperti) ada gotong royong ikutlah berpartisipasi, makannya kalau publiknya tidak (berkontribusi) real (atau) berpartisipasi (maka) pengawasan semestanya akan gagal,” pungkasnya.